Sabtu 17 Desember 2022, 14:39 WIB

DKI Jakarta Rawan Terpolarisasi pada 2024

Tri Subarkah | Politik dan Hukum
DKI Jakarta Rawan Terpolarisasi pada 2024

ANTARA
Mahasiswa ISI Surakarta membuat mural dengan tema pemilu di Pasar Gede, Solo.

 

INDEKS Kerawanan Pemilu (IKP) pada Pemilu dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 yang diluncurkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menunjukkan kerawanan polarisasi di DKI Jakarta. Berdasarkan dua analisa yang dihitung Bawaslu, dimensi kontestasi, yang mencakup potensi polarisasi, di DKI terbilang tinggi.

Analisa pertama dengan menghitung IKP berdasarkan hasil input data Bawaslu provinsi memosisikan DKI di peringat pertama IKP rawan tinggi dengan skor 88,95. Jika dilihat IKP dimensi kontestasi, DKI berada di urutan kedua dengan skor 96,09, satu level di bawah Maluku Utara (100).

Baca juga: Soal Safari Anies, Bawaslu Diminta Jangan Lebay

Adapun analisa kedua, yakni pengukuran IKP berdasarkan hasil agregasi Bawaslu kabupaten/kota, menempatkan DKI di peringkat sembilan dengan skor 35,95. Kendati demikian, jika IKP agregasi kabupaten/kota hanya dilihat dimensi kontestasinya saja, DKI berada di urutan pertama dengan skor 69,92.

Anggota Bawaslu Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat, Lolly Suhenty, mengatakan, IKP 2024 terkonstruksi dari data yang diambil pada gelaran pemilu maupun pilkada sebelumnya. "Apa yang membuat DKI sangat tinggi? Situasi yang real, yang ada saat pemilu dan pilkada sebelumnya yang terverifikasi," jelasnya saat dihubungi, Sabtu (17/12).

Menurut Lolly, dua analisa IKP yang dilakukan pihaknya sama-sama penting. Analisa berdasarkan data Bawaslu provinsi, lanjutnya, menjadi tolak ukur bagi suatu provinsi untuk waspada. Artinya, DKI harus menyusun metode-metode pencegahan guna mengantisipasi polarisasi dalam menghadapi Pemilu serentak 2024.

"Tapi untuk melihat keseluruhan DKI Jakarta, maka penting untuk memastikan posisi agregat kabupaten/kota juga dilihat, karena bisa jadi nanti satu wilayah dengan wilayah lain memiliki perbedaan dalam metode pencegahannya maupun pendekatan strateginya," terangnya.

Lolly menyebut, semakin tinggi tingkat kerawanan IKP, maka kewaspadaan provinsi tersebut semakin tinggi. Impikasinya, semakin beragam juga metode untuk meminimalkan kerawanan. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa semangat kewaspadaan juga tidak boleh serta merta hilang bagi derah yang ber-IKP rawan sedang maupun rawan rendah.

Ia menegaskan, upaya mengantisipasi kerawanan hajatan pemilu menjadi tugas bersama semua stakeholders pemangku kepentingan. Oleh karenanya, semua pihak berkepentingan untuk mengakses IKP 2024. Nantinya, sambung Lolly, setiap stakeholder akan merumuskan kebijakan terbaik sesuai tupoksi masing-masing.

"Bagi Bawaslu, mitigasinya, kami langsung share IKP ke teman-teman provinsi dan kabupaten/kota. Penting bagi mereka sejak awal mengatasi potensi kerawanan itu. Begitu IKP turun, menyiapkan hal yang bisa mereka lakukan," tandasnya. (OL-6)

Baca Juga

MI/Susanto

KPK Yakin Gugatan Praperadilan Lukas Enembe akan Ditolak Hakim

👤Candra Yuri Nuralam 🕔Sabtu 01 April 2023, 10:52 WIB
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meyakini gugatan praperadilan Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe akan ditolak...
MI/Irfan

Misi DPR dalam Polemik Rp349 Triliun Dinilai Kabur

👤Fachri Audhia Hafiez 🕔Sabtu 01 April 2023, 09:48 WIB
Misi Komisi III DPR RI dalam polemik transaksi mencurigakan dan dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) senilai lebih dari Rp349 triliun...
MI/Usman Iskandar

Ijtima Ulama Sebut Koalisi PKB dan Gerindra tidak Produktif

👤Fachri Audhia Hafiez 🕔Sabtu 01 April 2023, 07:30 WIB
Forum Ijtima Ulama Nusantara menyebut Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibangun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya