Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Komisi I : Aksi Massa untuk Muslim Uighur Harus Damai

Putri Rosmalia Octaviyani
27/12/2019 10:00
Komisi I : Aksi Massa untuk Muslim Uighur Harus Damai
Ilustrasi: Aksi Solidaritas untuk Muslim Uighur di Alun-alun Serang, Banten(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

WAKIL Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari, mendukung aksi yang akan dilakukan sejumlah ormas Islam untuk kaum Muslim Uighur di Tiongkok. Aksi direncanakan digelar pada hari ini, Jumat (27/12), pada beberapa titik salah satunya di depan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Tiongkok.

"Aksi nanti saya harap berjalan tertib, damai. Memang menjadi kegelisahan kita bersama bagaimana respon umat Islam Indonesia," ujar Kharis dalam keterangannya, Kamis (26/12) malam.

Kharis juga berharap pihak Kedubes Tiongkok bisa memfasilitasi dan menjelaskan kepada massa terkait masalah Muslim Uighur dengan baik. Dubes Tiongkok juga harus melihat aksi nanti adalah solidaritas umat Islam terhadap sesama Muslim.

"Saudara mereka di belahan bumi lainnya wabil khusus Xinjiang, Tiongkok, sehingga pesan aksi ini bisa sampai ke Beijing dengan baik," tuturnya.

Baca juga: Soal Isu Kabinet Retak karena Isu Uighur, Mahfud MD: Omong Kosong

Sementara itu, Kharis sepakat dengan langkah pemerintah Indonesia untuk tidak ikut campur urusan dalam negeri Tiongkok terkait muslim Uighur. Namun, ia meminta pemerintah untuk menyatakan sikap agar Tiongkok memberikan kebebasan beragama terhadap warga negaranya.

"Menurut saya harus ada pernyataan sikap. Ya sikap itu bisa saja mengimbau jangan dilakukan pembatasan beribadah, berikan kebebasan untuk menjalankan agama bagi muslim yang ada di Uighur. Ada keberpihakan terhadap penindasan pada muslim Uighur," ungkapnya.

Kharis mengatakan, pihaknya sepakat Indonesia tidak usah campur tangan dengan urusan dalam negeri Tiongkok. Namun sebagai negara muslim, Indonesia diharapkan mengambil sikap.

"Saya sepakat untuk tidak ikut campur urusan dalam negeri, jadi sesuai dengan politik luar negeri kita. Tapi jika terjadi penindasan, pelanggaran HAM dan ini definitif sekali yang ditindas, seperti yang di berita itu adalah orang Islam. Sementara Indonesia negara yang mayoritas muslim atau muslim terbesar itu saya kira tidak bisa tinggal diam," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya