Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Usung Forest City, Tak Akan Ada Tiang Listrik di Ibu Kota Baru

Dero Iqbal Mahendra
01/8/2019 22:04
Usung Forest City, Tak Akan Ada Tiang Listrik di Ibu Kota Baru
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memaparkan soal ibu kota baru(MI/Pius Erlangga)

IBU kota baru yang akan dibangun pemerintah akan mengedepankan konsep forest city atau mengaplikasikan pendekatan lingkungan yang terbarukan. Hal itu karena lokasi pemindahan di Kalimantan dikenal sebagai paru-paru dunia.

Oleh karena itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang brodjonegoro mengatakan, nantinya kota baru tersebut akan mengedepankan penggunaan energi baru dan terbarukan.

Ia mencontohkan akan menggedepankan penggunaan energi solar dan gas serta efisien power grid dan pencahayaan bangunan yang menunjang konsep green itu sendiri.

"Mungkin kelihatan sepele, tetapi ini menjadi syarat kota moderen, tidak ada lagi tiang listrik atau kabel listrik diatas jalan. Semua harus dibawah tanah, itu standar kota moderen yang seharusnya," tutur Bambang dalam diskusi di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Jakarta, Kamis (1/8).

Sedangkan terkait dengan penggunaan gas, kota yang akan dibangun akan mengedepankan penggunaan jaringan gas kota untuk semua gedung dan bangunan rumah tangga. Hal ini akan menjadi salah satu fokus dalam membangun jaringan gas  di kota baru tersebut.

Baca juga : Ibu Kota Baru dibangun di Tanah Kosong, Fokus ke Pusat Pemerintah

"Tidak ada lagi cerita LPG 3 Kg yang melon atau segala macem, yang udah subsidinya besar, banyak masalah dan tidak ramah lingkungan dan bikin impor makin besar pula," keluh Bambang.

Kota tersebut pun nantinya akan mengedepankan sistem transportasi publik. Namun Bambang menegaskan transportasi yang akan diprioritaskan adalah yang ramah lingkungan, termasuk mobil listrik diharapkan sudah jauh lebih feasible dimasa mendatang.

Dari segi penggunaan manajemen air juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan pemerintah. Salah satunya dengan smart water management,

Water treatment system ini menjadi penting sebab nantinya dengan sistem tersebut diharapkan dapat menghemat konsumsi air hingga 15% atau mencegah non revenue water.

Air yang akan digunakan oleh masyarakat pun bukan hanya sekedar air bersih, melainkan air yang siap minum.

"Airnya yang bisa diminum sehingga tidak perlu lagi banyak membeli air mineral di pusat pemerintahan," tutur Bambang.

Baca juga : Ibukota Baru Akan Berdampak Pada Semua Provinsi Kalimantan

Lebih lanjut, Bambang menegaskan sistem lainnya yang akan digunakan adalah smart and green waste management. bambang menyadari bahwa persoalan sampah pasti akan menjadi masalah di setiap kota yang cukup besar.

Oleh sebab itu pada kota baru nanti akan menerapkan waste to energy (sampah menjadi energi) maupun konsep sirkular ekonomi, yakni kalaupun tidak menjadi energi sampah bisa diolah untuk keperluan lainnya.

Hal lainnya menurut Bambang terkait dengan sistem drainase yang menjadi perhatian,

"Kita tidak mau ibu kota baru nantinya akan kebanjiran. Kadang masalah di indonesia kebanjiran itu bukan hanya masalah iklim atau masalah fisik, tetapi karena jeleknya fasilitas drainase. Oleh sebab itu fasilitas drainase akan menjadi salah satu perhatian utama agar kota ini tidak terekspose dengan banjir," tutur Bambang. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya