Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Polri-TNI telah Deteksi Posisi KKB di Perbukitan Papua

(Ins/Ths/AS/Hym/P-3)
10/12/2018 12:15
Polri-TNI telah Deteksi Posisi KKB di Perbukitan Papua
( ANTARA FOTO/Jeremias Rahadat)

TIM Satgas Gabungan TNI dan Polri telah dapat mendeteksi dan melihat posisi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di perbukitan Papua. Pengejaran terus dilakukan untuk memukul KKB dan sekaligus berkonsentrasi mencari lima korban yang dibawa lari.

"Saat ini kita berkonsentrasi mencari lima pekerja konstruksi jembatan Trans-Papua di Nduga, Papua, yang diduga kuat dibawa lari KKB," kata Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal kepada Media Indonesia di Semarang, Minggu (9/12).

Penyisiran di lokasi-lokasi yang diperkirakan menjadi tempat pelarian KKB, demikian Iqbal, terus dilakukan tim TNI dan Polri, bahkan satu lagi korban yang diduga karyawan Istaka Karya kembali ditemukan di Puncak Kabo.

"Korban ditemukan di dalam hutan sekitar 500-1.000 meter dari posisi pembantaian di lereng bukit Puncak Kabo," imbuhnya.

Kepala Pusat Penerangan Kodam Cenderawasih Kolonel Muhammad Aidi dalam keterangannya yang diterima Media Indonesia, di Jakarta, Minggu (9/12), menambahkan ciri-ciri umum korban yang ditemukan itu ialah berjenis kelamin laki-laki, berambut panjang, dan menggunakan celana panjang warna putih.

"Jenazah telah diangkut melalui poros jalan Distrik Yigi-Mbua untuk dievakuasi ke Mbua melalui jalur darat. Jenazah korban akan dievakuasi ke Wamena dengan jalur udara," tukas Aidi.

Ia menambahkan, pasukan gabungan TNI-Polri telah menguasai dan menduduki Distrik Yigi dan Mbua. Masyarakat Mbua sempat mengungsi ke hutan, namun sejak kemarin hingga sekarang mereka sudah mulai kembali ke kampung.

"Di Mbua, kegiatan sosial serta roda ekonomi mulai berjalan kembali. Namun, situasi kampung di Yigi masih sepi. Hanya beberapa warga yang bertahan di kampung sementara sebagian masyarakat masih berlindung di hutan," pungkasnya.

Pengamat militer, Muradi, mengatakan ada cara untuk menangani kasus yang diduga dilakukan KKB, yang terkait Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Poinnya ada dua hal yaitu soft approaching dan hard approaching. Saya kira pola penanganan itu harus dilakukan bersamaan," jelas Muradi saat dihubungi Media Indonesia, Jakarta, Minggu (9/12).

Penembakan di Nduga, menurut Muradi dilakukan karena butuh momentum saat ulang tahun OPM karena tidak setuju dengan pembangunan Trans-Papua.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya