Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Jaksa Buka Rekaman Idrus Minta US$2,5 Juta

Dero Iqbal Mahendra
02/11/2018 06:15
Jaksa Buka Rekaman Idrus Minta US$2,5 Juta
(ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

JAKSA penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi memutar rekaman percakapan antara mantan Menteri Sosial Idrus Marham dan anggota Komisi VII DPR nonaktif Eni Maulani Saragih mengenai permintaan Idrus US$2,5 juta.

Permintaan itu untuk operasional sebelum Musyawarah Nasional Luar biasa (Munaslub) Partai Golkar 2017. “Itu maksudnya US$2,5 juta, tapi saya sudah larang Eni. Katanya 1 atau 1,5 (juta dolar AS), kalau begitu, ya sudah sekalian saja. Tapi sebenarnya saya tidak mau,” kata Idrus di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin.

Idrus menjadi saksi untuk pemegang saham Blakgold Natural Resources Ltd Johanes Budisutrisno Kotjo yang didakwa memberikan hadiah atau janji kepada Wakil Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Golkar Eni Maulani Saragih dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar (saat itu) Idrus Marham senilai Rp4,75 miliar terkait pengurusan proyek independent power producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Riau-1 (PLTU MT Riau-1).

Dalam sidang itu jaksa KPK memutarkan rekaman pembicaraan antara Eni dan Idrus pada 25 September 2017 sebelum Munaslub Partai Golkar.
Idrus: Oke ya, Dek, iya makasih, makasih, tapi Kotjo diberi tahu dulu ini kita butuh operasional.

Eni: Nanti saya tel, saya telepon Bang, satu dua tiga. Bang, Senen sampai Rabu jangan ganggu dulu. Bang, ini kan saya terus asistensi dengan PLN.
Idrus: He em he em.
Eni: Senin, Selasa, Rabu udah Bang, jangan dulu, Bang.
Idrus: Ah ia Bu, kan.
Eni: Karena dulu saya ingetin untuk suruh tanda tangan. Begitu tanda tangan, ini seminggu kemudian udah. Abang. Minimal ya tiga puluh, empat puluh juga yang dia terima. Gimana?    
Idrus: (tidak jelas)    
Eni: Saya tinggal kemarin saya cuma di... mungkin Abang paling dikasih satu juta.     
Idrus: Oh jangan bilangin Sukotjo loh, jangan enggak mau bilang.    
Eni: Nah makanya, makanya kita bilang, tarik dulu dong, besok kita ganti gitu, dengan yang lain.
Idrus: He eh Bu, bukan bilangin ngambil itu jangan, ngambil lagi bilangin Kotjo.    
Eni: Nanti, nanti gua omong.    
Idrus: Bilang aja Bang Idrus itu karena dia lagi ini, dia minta sendiri 2,5 gitu.     
Eni: He eh.  
Idrus: Bilang aja langsung.     
Eni: Ya ya ya... oke nanti saya ngomong, Bang
Idrus: Karena dia minta dua setengah sendiri karena dia ini untuk operasional ini.
Eni: Iya oke.   
Idrus: Nanti ada apa-apa Novanto sudah setuju gitu loh.  
Eni: Siap, siap, siap.    
Idrus: Jadi punya Kotjo aja ya.    
Eni: Oke siap Bang, siap.       

“Apa maksudnya dia minta dua setengah sendiri untuk operasional?” tanya jaksa Ronald Worotikan.

“Kalau praperadilan Novanto tanggal 29 September tidak dikabulkan maka otomatis perkara Novanto berlanjut dan posisinya harus digantikan,” jawab Idrus.

“Bukan setuju minta US$2,5 juta?” kejar Ronald. “Tidak ada kaitan dengan Novanto. Pak Nov tidak pernah ngomong 2,5 juta ke saya. Ini hanya karya Eni,” jawab Idrus.

“Tahu Eni ngomong ke Kotjo?” tanya jaksa Ronald lagi. “Saya yakin kalau Eni ngomong ke Kotjo, pasti Kotjo konfirmasi ke saya. Jadi saya tidak tahu,” jawab Idrus. (Ant/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya