Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Idrus Minta 30 Mobil untuk Dibagi ke Masjid

Thomas Harming Suwarta
26/10/2018 07:55
Idrus Minta 30 Mobil untuk Dibagi ke Masjid
(MI/PIUS ERLANGGA)

DIREKTUR Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan mantan Menteri Sosial Idrus Marham ingin mendapatkan 30 mobil jenazah untuk dibagikan ke masjid-masjid di berbagai daerah.

Hal itu terungkap dalam percakapan telepon antara Sofyan Basir dan mantan Wakil Ketua Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih pada 2 Juli 2017 yang diputar jaksa KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta, kemarin.

"Pada detik ke-46 dan ke-44, Eni mengatakan 'penting juga buat Bang Idrus kita'. Maksudnya apa?" tanya jaksa KPK Ronal Worotikan.

"Itu mungkin kaitan dengan mobil yang banyak itu untuk masjid. Dia (Idrus) minta awalnya dari Bu Eni, minta 30 unit mobil jenazah untuk masjid karena banyak daerah yang harus dibagikan. Itu yang diminta untuk bicara dengan Pak Kotjo," jawab Sofyan.

Kemarin, Sofyan bersaksi untuk pemegang saham Blakgold Natural Resources Ltd Johanes Kotjo yang didakwa memberi hadiah atau janji kepada anggota Fraksi Partai Golkar Eni Maulani Saragih dan Plt Ketua Umum Partai Golkar (saat itu) Idrus Marham senilai Rp4,75 miliar terkait dengan proyek PLTU Riau-I.

"Lalu Eni mengatakan 'jadi saya perlu ketemu Pak Sofyan sendiri baru setelah itu saya ajak Pak Kotjo'. Itu maksudnya apa?" tanya jaksa lagi.

"Kalau bicara dengan Pak Idrus, ya Pak Idrus minta untuk mobil jenazah. Mungkin ke arah situ," jawab Sofyan.

"Minta 30 mobil ke saksi atau Pak Kotjo?" kejar jaksa Ronal.

"Mungkin Pak Kotjo. Saya terakhir bicara dengan Pak Idrus. Pak, kalau bisa lewat CSR (corporate sosial responsibility) saja. Kirim surat supaya kita bisa kasih. Kalau kasih langsung tidak mungkin. Perusahaan bisa kasih lewat dana bantuan sosial CSR," jelas Sofyan.

Tolak fee
Berikut sebagian percakapan Eni dan Sofyan pada 2 Juli 2017 yang diputar dalam persidangan kemarin.

Eni: Pak aku penting mau ketemu Bapak. Bisa hari ini jam berapa, Pak? Halo...halo.
Sofyan: Di Ujung Pandang.
Eni: Halo.
Sofyan: Ya.
Eni: Kapan balik, pak?
Sofyan: Besok bisa ketemu, boleh?
Eni: Oh, besok ya karena itu ini terkait dengan yang kemarin dan udah selesai gitu ya saya.
Sofyan: Hah.
Eni: Penting karena.
Sofyan: Hooh
Eni: Penting juga buat Bang Idrus kita, Bang Idrus ya.
Sofyan: Oke, oke. Ya, ya.
Eni: Jadi, saya penting ngomong karena bisa ini kan ke Pak Kotjo itu Pak Sofyan sekarang, gitu ya.
Sofyan: Oke, oke.
Eni: Karena duit masih banyak. Jadi, saya perlu ketemu Pak Sofyan dulu sendiri.
Sofyan: Oke, baik ya.
Eni: Baru setelah itu saya ajak Pak Kotjo, gitu Pak.
Sofyan: Oke, okeh baik ya.
Eni: Ya, Pak oke.
Sofyan: Sampai besok ya.
Eni: Terima kasih.

Sofyan mengaku bahwa Enilah yang kerap mengatur pertemuan Kotjo dengan dirinya. Akan tetapi, Sofyan tidak tahu apa yang didapat Eni dari jasanya menghubungkan Sofyan dan Kotjo tersebut.

"Saya tidak tahu Bu Eni dapat apa karena berkawan baik saja dengan Pak Kotjo," tutur Sofyan.

Sofyan juga membantah kalau dirinya menerima keuntungan dari perannya tersebut.

"Beliau-beliau tahu kami. Saya selalu bicara penting utamakan PLN. Saya selalu bicara itu, tetapi kami tidak diarahkan atau berencana atau untuk diarahkan mengenai fee. Saya akan tolak kalau ada fee," tandas Sofyan. (Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya