Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
PRESIDEN Joko Widodo mengatakan sekarang sudah bukan zamannya lagi menjalankan politik adu domba. Politikus masa kini sudah semestinya mengedepankan adu program, gagasan, ide, prestasi, dan rekam jejak.
“Kalau masih pakai cara-cara lama, masih memakai politik kebencian, politik SARA, politik adu domba, politik pecah belah, itu namanya politik sontoloyo,” ujar Jokowi di ICE BSD, Banten, kemarin.
Menjelang tahun pemilihan umum, Presiden menyebut masih ada politikus yang menjalankan kampanye dengan cara yang tidak sehat untuk menarik simpati rakyat.
“Segala jurus dipakai untuk memperoleh simpati rakyat, yang tidak baik sering menyerang lawan politik dengan cara-cara yang tidak beradab, tidak ada tata kramanya,” jelas Jokowi.
Menko Polhukam Wiranto mengaku mengetahui sosok yang dimaksud. Sebagai bawahan, Wiranto enggan membahas apa yang disampaikan Presiden, tapi ia kemudian menanyakan balik pertanyaan itu kepada pewarta.
“Menurut Anda, ada, enggak, yang sontoloyo?”
Wiranto diam cukup lama menunggu jawaban dari para pewarta, tapi tak mendapatkan jawaban. “Loh, kok, ketawa? Saya tanya,” kata dia.
Wiranto mengatakan sebagai warga negara yang memiliki hak pilih, seharusnya publik bisa menilai karena warga negara yang memiliki hak pilih memiliki perwakilan di lembaga negara. “Kalian merasa enggak ada sontoloyo. Kalau saya ketua parpol, saya tahu,” kata Wiranto tersenyum.
Namun, Wiranto tak merinci sosok politikus sontoloyo yang dimaksud Jokowi. “Ya sudah, sudah, cukup,” kata dia sembari tersenyum.
Sebelumnya, Jokowi gemas sebab dana kelurahan yang hendak digelontorkan pemerintah ditarik menjadi isu politik. Jokowi meminta masyarakat tak terseret oleh isu yang dilontarkan para politikus. “Itulah kepandaian politikus, memengaruhi masyarakat. Hati-hati banyak politikus yang baik-baik, tapi juga banyak politikus yang sontoloyo,” kata Jokowi, Selasa (23/10).
Juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin, Irma Suryani Chaniago, menilai pernyataan Jokowi merupakan bentuk kegeramannya. Menurutnya, Jokowi melihat sejumlah politikus tak bisa membedakan mana kebijakan yang harus didukung dan perlu dikritisi.
“Kalau orang santun seperti Presiden Jokowi bicara agak keras, itu pasti karena beliau sudah mulai muak nih dengan oknum-oknum yang tidak dapat membedakan mana kepentingan rakyat yang harus didukung bersama dan mana yang harus dikritisi dengan data,” kata Irma.
Politikus Partai NasDem itu menambahkan, selama ini Jokowi memilih diam saat dikritik yang bersifat hoaks. Namun, justru lawan politiknya menuding Jokowi tidak tegas.
Siap dikritik
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menyebut pemerintah harus siap untuk dikritik dari berbagai pihak sebab kritik kepada pemerintah merupakan ‘vitamin’ bagi pelaksanaan demokrasi.
Oleh sebab itu, ia pun meminta pemerintah untuk dapat menghargai dalam menyikapi berbagai kritik yang dilayangkan kepada pemerintah. “Kritik itu ibartat vitamin sebagai sebuah masukan yang baik untuk memperbaiki kebijakan. Oleh sebab itu, saya berharap agar Jokowi menghargai kritik tersebut,” tutur Hinca.
Bagi Hinca, kritik dalam alam demokrasi terbuka sesuatu yang wajar sehingga kritik yang pas menurutnya harus dihormati. (Dro/Mal/Pra/P-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved