Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Isu Keberagaman Perlu Terus Diangkat

NURJIYANTO
23/10/2018 07:15
Isu Keberagaman Perlu Terus Diangkat
(MI/M IRFAN)

JELANG bergulirnya pemilu­, isu kebebasan beragama serta keberagaman belum dilirik media-media mainstream.

Kecenderungan media yang masih terfokus mengangkat dari segi konflik saja dapat membuat persepsi negatif akan adanya kemajemukan di Indonesia.

Peneliti dari dari The Media Project­ Paul Marshall mengatakan media sebenarnya memiliki peranan penting dalam hal kontrol sosial. Adanya pemfokusan terhadap suatu konflik antarmasyarakat yang majemuk perlu dihindari media.

Menurut Marshall, fokus terhadap suatu konflik yang terjadi harus lebih kepada penanganan serta substansi aturan-aturan yang saat ada. “Media bisa mengambil fokus terhadap penaganan serta sisi-sisi substantif seperti regulasi penyelesaian sehingga tidak terfokus kepada isu adanya korban akibat dari konflik tersebut,” ujarnya.

Marshall mengatakan sikap terkait dengan keberagaman penting ditumbuhkan, khususnya menjelang perhelatan Pemilu 2019. Ia menyebut kasus yang sempat terjadi dalam Pilkada DKI 2017, rugi jika terjadi kembali.

Dalam kasus tersebut, menurutnya adanya konflik terkait dengan perbedaan keyakinan menjadi hal mencuat dan masyarakat terbelah. Media pun pada saat itu cenderung lebih mengeksploitasi hal tersebut dalam frame konflik.

Padahal, media sebagai kontrol sosial perlu menjadi penyuara keberagaman sehingga tidak terfokus pada konflik tersebut saja.

“Ini sederhana namun mendasar, yakni jika kita memiliki perbedaan dalam hal keyakinan jangan langsung melebeli bahwa salah satunya salah,” ujarnya.

Isu konflik
Direktur Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) Ahmad Junaidi menambahkan, banyak media yang lebih terfokus pada isu konflik tidak serta-merta menjamin pembacanya akan meningkat.

Ia meyakini justru di saat media lebih menonjolkan hal-hal solutif dan mengangkat isu-isu yang menyangkut keberagaman, potensi dalam hal peningkatan jumlah pembaca akan terjadi. Pasalnya, masyarakat akan lebih memilih media yang menawarkan solutivitas ketimbang hanya menyuguhkan­ konflik.

“Di tahun politik kan isu ini sangat sensitif. Media memang harus memberitakan, tetapi tetap dengan wawasan yang pas serta harus hati-hati karena masyarakat Indonesia ini majemuk,” ungkapnya.

Junaidi menilai peran media sangat berpengaruh dalam menjaga kondusifitas di tahun politik. Untuk itu, dirinya mendorong agar media-media mau lebih berhati-hati dan mengangkat isu-isu keberagaman.

“Fungsi media juga tidak hanya memberi informasi, tetapi ada fungsi pendidikan. Jika ada kekerasan­ memang perlu diberitakan, namun penekanan adanya keberagaman di masyarakat Indonesia yang majemuk pun perlu diperlihatkan,” ungkapnya.

Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi UKI Singgih Sasongko mengatakan­ jurnalis dapat memberitakan hal-hal yang mencerminkan kemajemukan Indonesia dalam beritanya. Hal tersebut sebagai bentuk fungsi dari media yang menjadi penyeimbang dan tidak partisan kepada satu kelompok saja.

Dengan makin banyaknya masyarakat yang kritis saat ini, adanya sikap media yang cenderung hanya berpihak pada satu kelompok akan merugikan media tersebut baik secara citra maupun ekonomi. (P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya