Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
JELANG Ramadan, harga pangan dan bahan pangan di sejumlah daerah pun mulai merangkak naik. Untuk mencegah dan menindak penyimpangan, utamanya dalam hal distribusi, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak hingga Lebaran nanti.
Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan di Jakarta, kemarin, pihaknya akan memastikan distribusi pangan lancar sehingga tak semakin memicu kenaikan harga. Ia meminta personel kepolisian di pusat dan di daerah untuk ikut memantau harga kebutuhan di pasar-pasar. "Satgas Pangan fokus ke masalah distribusi hingga ke wilayah. Kami memastikan agar tidak terjadi penyimpangan," ujarnya.
Menurut Setyo, beberapa komoditas dalam kondisi stabil dengan harga sudah sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET). "Beberapa komoditas dalam kondisi stabil dalam artian konsumen mampu membeli, harga tidak terlalu naik tinggi, tapi sudah sesuai HET."
Polres Banjarnegara, Jawa Tengah, pun mulai menerjunkan satgas untuk mengantisipasi penimbunan. Kapolres Banjarnegara AKB Nona Priscillia Ohei menyatakan, menjelang Ramadan, pihaknya juga terus memantau ketersediaan stok kebutuhan pokok di pasaran. "Kami tidak mentoleransi adanya penimbunan karena bakal memengaruhi lonjakan harga," tegasnya.
Penimbunan diantisipasi karena jika kebutuhan atau permintaan meningkat, biasanya ada pihak yang memanfaatkan situasi. Tugas Tim Satgas Pangan ialah menjaga supaya tidak terjadi kelangkaan. "Dengan diturunkannya Satgas Pangan, diharapkan kenaikan tetap terkendali, tidak terlalu melonjak tinggi sehingga tidak menyusahkan masyarakat."
Di sejumlah daerah, harga sejumlah kebutuhan pokok mulai naik. Di Karawang, Jawa Barat, misalnya, harga beras jenis premium naik Rp200 per kg dari Rp10.800 menjadi Rp11 ribu/kg. Harga ayam broiler naik rata-rata Rp2.000 per ekor.
"Dari sebelumnya Rp33 ribu menjadi Rp35 ribu per ekor. Untuk komoditas lain masih normal," kata Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Karawang Rahmat Gunadi.
Melonjak
Di Tasikmalaya, Jabar, kenaikan harga terjadi untuk komoditas gula pasir, minyak goreng, tepung, terigu, telur ayam, dan cabai merah. Rata-rata kenaikan harga kebutuhan itu Rp500-1.500 per kg. Bahkan, harga bawang merah yang tadinya Rp28 ribu-Rp30 ribu menjadi Rp34 ribu/kg. "Naiknya harga kebutuhan itu tidak memengaruhi pembeli karena masih dalam batas kewajaran," jelas Kepala Dinas Ketahan Pangan Kota Tasikmalaya Rachmat Mahmuda.
Kenaikan harga pangan terjadi pula di Sukabumi, Jabar, dan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Di beberapa pasar di Sukabumi, harga cabai merah keriting bahkan melonjak dari Rp26 ribu menjadi Rp36 ribu/kg.
Sebaliknya, di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, harga terpantau normal. Harga bawang putih malah turun dari Rp40 ribu menjadi Rp30 ribu/kg. Namun, harga sayur dan buah mulai naik. "Lagi mahal. Sawi hijau harganya Rp10 ribu per ikat, biasanya cuma Rp6.000-Rp7.000," ujar Unggul, salah satu pedagang.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga daging jelang Ramadan dan Lebaran, Kementerian Perdagangan siap mengedarkan daging beku yang diimpor dari berbagai negara. (Tim/X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved