Headline

Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.

Fokus

Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.

Menhan Ingatkan soal Ancaman Radikalisme

Nurjiyanto
04/5/2018 08:30
Menhan Ingatkan soal Ancaman Radikalisme
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kanan) didampingi Komandan Korps Marinir Mayjen TNI Bambang Suswantono (kiri) menaiki kendaraan dan mendapat sambutan dari prajurit Korps Marinir saat melakukan kunjungan kerja ke Mako Korps Marinir, Cilandak, Jakarta,(ANTARA /INDRIANTO EKO SUWARSO)

MENTERI Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta prajurit Marinir untuk selalu menjaga profesionalisme TNI dalam hal loyalitas dan ketaatan terhadap hukum. Juga, senantiasa bersatu dengan masyarakat.

"Marinir harus menjadi organisasi yang dicintai rakyat. Etos inilah yang kemudian dijabarkan dalam nilai-nilai saptamarga, sumpah prajurit, dan 8 wajib TNI yang dijiwai Pancasila dan UUD 1945," ujarnya saat memberikan pembekalan kepada satuan Korps Marinir di Cilandak, Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut, mantan KSAD itu menyinggung berbagai potensi ancaman pertahanan di Indonesia serta kawasan ASEAN, yakni terorisme dan radikalisme. Dalam menghadang ancaman tersebut, Kementerian Pertahanan telah membuat kerja sama intelijen kawasan agar secara kolektif menangkal ancaman radikalisme dan terorisme jaringan yang sangat tersebar dan rahasia.

"Konsep Kerja sama pertukaran intelijen kawasan dengan nama Our Eyes seperti konsep Five Eyes Amerika dan sekutunya yang melibatkan kerja sama pertahanan/militer dan jaringan intelijen bersama. Konsep ini telah didukung secara aklamasi oleh para Menhan ASEAN," ungkapnya.

Ia pun menjelaskan potensi ancaman tersebut dapat ditangkal melalui pembangunan mindset kebangsaan yang berlandaskan Pancasila sebagai ideologi negara. "Diperlukan konsep pembangunan mindset seluruh rakyat Indonesia melalui penanaman wawasan kebangsaan yang berlandaskan Pancasila sebagai ideologi negara. Tujuannya agar kita tidak mudah dipengaruhi dan terprovokasi upaya pencucian otak dari kelompok tertentu."

Ryamizard menambahkan, kebijakan pengadaan alutsista akan disinergikan dengan potensi ancaman saat ini. Alasannya, agar alutsista tersebut jelas dan tidak terbengkalai begitu saja.

Saat ditanya perihal jenis alutsista yang akan diperbaharui, ia tidak menjelaskan secara detail. "Sesuai dengan anggaran. Yang realistis saja. Negara besar seperti Amerika saja dilihat realitasnya apa. Jadi, fokus pasti terpakai. Jadi kalau mahal tidak dipakai untuk apa juga. Yang pasti kita harus punya teknologinya," kata dia.

Enam hal pokok

Pada kesempatan tersebut, Menhan juga menjelaskan tentang enam hal pokok yang menjadi pedoman dasar dalam pembangunan infrastruktur pertahanan negara menuju kekuatan dan postur pertahanan negara yang ideal, efektif, dan andal.

Keenam hal itu, antara lain, pertama, membangun komunikasi yang efektif antara pemimpin dan anak buah agar senantiasa membangun profil prajurit sejati yang loyal. Artinya, menjadi tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional.

Kedua, membangun strategi pertahanan negara menghadapi ancaman yang nyata dan realistik serta penguatan mindset seluruh komponen bangsa dalam menghadapi perang cuci otak. "Perlunya penanaman nilai-nilai kesadaran bela negara sebagai fondasi dasar pertahanan yang bersifat perang semesta atau total warfare," ujarnya.

Sebagai penerus tongkat estafet nilai-nilai kejuangan Generasi-45, sambungnya, TNI dikenal sebagai organisasi yang solid dan sarat dengan semangat perjuangan, pengabdian, pengorbanan yang luar biasa, dan tanpa pamrih. "Itulah jati diri TNI," tegasnya. (P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya