Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
DALAM survei yang dilakukan lembaga kajian Indikator Politik Indonesia, saat ini masyarakat mengaku puas atas kinerja Presiden Joko Widodo. Hal tersebut pun sejalan dengan masih tingginya elektabilitas Jokowi sebagaimana juga terlihat dalam sejumlah survei serupa.
Survei tersebut dilakukan pada periode 25-31 Maret 2018 dengan melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia melalui random sampling dengan memiliki tingkat kepercayaan 95% yang memiliki margin of error sekitar 2,9%.
Hasilnya sebanyak 14,8% mengaku puas dengan kinerja Jokowi dan 56,5% mengaku cukup puas. Sebaliknya 25,4% mengaku kurang puas dan hanya 1,9% mengaku tidak puas sama sekali.
"Mereka yang mengatakan kinerja Jokowi sangat puas atau cukup puas kalau ditotal itu 71% pada survei Maret 2018. Untuk yang tidak puas, itu, jika ditotal, 27%," terang Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dalam konferensi persnya di Jakarta, kemarin.
Selain itu, jika dinilai berdasarkan tren kepuasan kinerja, Jokowi terus stabil sejak Maret 2016 hingga Maret 2018, yakni sebesar 71%. Dalam hal kemampuan dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin, Jokowi juga stabil pada angka 72% dari Maret 2016 hingga Maret 2018, dengan meningkat tipis ke angka 73%.
Indikator-indikator tersebut sejalan dengan hasil survei dalam hal elektabilitas Jokowi di Pilpres 2019 nanti. Dalam survei top of mind (jawaban spontan), Jokowi dipilih 39,9% responden, sedangkan Prabowo Subianto 12,1%, dan yang tidak dapat menjawab 41,4%.
Angka tersebut, menurut Burhanudin, dalam hal tren mengalami peningkatan karena pada September 2017, yang memilih Jokowi dengan simulasi yang sama hanya sebesar 34,2%. Begitu juga Prabowo yang juga mengalami peningkatan dengan sebelumnya 11,5% pada September 2017.
Calon lain
Selain Jokowi dan Prabowo, Indikator merilis nama-nama lain yang mungkin bakal berkompetisi di Pilpres 2019. Mereka di antaranya Anies Baswedan dengan elektabilitas 0,9%, Hary Tanoesoedibjo (0,7%), TGB M Zainul Majdi (0,7%), dan Gatot Nurmantyo (0,7%).
Untuk simulasi semiterbuka dengan daftar bakal calon presiden yang disusun secara alfabetis, Jokowi masih mendapatkan 51,9%, sedangkan Prabowo mendapatkan 19,2%. Begitu juga dalam survei dengan head to head antara Jokowi dan Prabowo, Jokowi masih unggul cukup jauh.
"Jika pilpres hanya diikuti dua nama, head to head antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo, 60,6% responden memilih Pak Jokowi, sementara 29% memilih Pak Prabowo, sedangkan yang tidak menjawab 10,4%," jelas Burhanudin.
Selain itu, Indikator merilis elektabilitas calon wakil presiden yang dihiasi nama-nama seperti Agus Harimurti Yudhoyono dan Sri Mulyani. Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Jakarta Emrus Sihombing menyatakan hal itu mencerminkan gairah masyarakat untuk memiliki figur yang mereka dambakan sebagai calon pemimpin masa depan.
"Yang kita butuhkan adalah tokoh yang memiliki keahlian, kepemimpinan, dan mereka yang mampu merekatkan elemen bangsa, bukan soal tua atau muda," tandas Emrus. (Ant/P-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved