Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Menteri Yasonna: Inovasi dan Kreatifitas Kunci Pembangunan

Dero Iqbal Mahendra
26/4/2018 14:05
Menteri Yasonna: Inovasi dan Kreatifitas Kunci Pembangunan
(Dok. MI/Arya Manggala)

MENTERI Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyatakan bahwa dalam era globalisasi saat ini inovasi dan kreatifitas menjadi saalah satu kunci dari keberhasilan dalam pembangunan ekonomi dikancah globalisasi. Namun inovasi dan kreatifitas tersebut harus ditunjang dengan sistem kekayaan intelektual yang baik.

"Di era globalisasi ini negara-negara yang maju adalah negara-negara yang mampu memanfaatkan kekayaan intelektual sebagai motor penggerak ekonomi melalui inovasi dan kreativitas," terang Yasonna Laoly dalam sambutannya memperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia Ke-18 di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis (26/4).

Yasonna menyebut bahwa unsur kreativitas dan inovasi adalah dua faktor yang saling mengisi dan merupakan satu kesatuan mutlak, yang harus diperhatikan untuk mencapai keberhasilan dalam pembangunan ekonomi nasional. Sehingga jika sumber daya manusia yang yang inovatif dan kreatif semakin banyak akan berdampak kepada peningkatan daya saing Indonesia di pasar global.

Oleh sebab itu Yasonna menyebutkan kekayaan intelektual menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan karena menjadi salah satu faktor kunci dalam ekspansi perdagangan yang sebagian besar didorong oleh inovasi dan kreatifitas. Kedua nya juga menjadi kunci untuk pengembangan potensi dari sumber daya alam.

"Pola berpikir untuk mengandalkan sumber daya alam sebagai andalan pendapatan negara harus direformasi, dan diganti dengan mengandalkan potensi kekayaan intelektual yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti produk-produk Indikasi Geografis dan produk-produk industri kreatif yang diproduksi dengan mengandalkan ciri khas dan karakter khas yang dimiliki Indonesia," ujar Yasonna.

Indonesia berbeda dengan negara maju yang mengandalkan produk manufaktur untuk ekspornya karena Indonesia lebih mengandalkan produk yang mengandalkan keistimewaan geografis sebagai unggulan ekspornya. Produk yang berkaitan dengan Indikasi Geografis-pun menjadi salah satu potensi untuk dapat memperoleh pasar yang besar di perdagangan internasional.

Oleh sebab itu untuk itu tahun ini pihak Kemenkumham akan memfokuskan untuk mendorong perlindungan dan pengembangan potensi indikasi geografis di berbagai wilayah Indonesia.

Saat ini, terdapat 65 Indikasi Geografis yang terdaftar di Indonesia, di mana 59 Indikasi Geografis berasal dari dalam negeri, untuk jenis produk antara lain seperti kopi, teh, beras, madu, ubi, lada, pala dan gula. Pendaftaran terbaru Indikasi Geografis dari wilayah Indonesia, yakni Beras Raja Uncak, Kopi Lintong, dan Kopi Arabica Flores Manggarai. (X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Victor Nababan
Berita Lainnya