Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Prabowo Tetap Lawan Terkuat bagi Jokowi

Richaldo Y Hariandja
20/4/2018 10:55
Prabowo Tetap Lawan Terkuat bagi Jokowi
(Cyrusnetwork.co/L-1)

NAMA Presiden Joko Widodo masih mendominasi berbagai survei sebagai calon presiden terkuat di Pilpres 2019. Calon penantang paling berat pun tetap sama, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Dalam survei terbaru, Cyrus Network pun menempatkan nama mantan Wali Kota Solo itu sebagai capres terkuat, baik dalam top of mind maupun di tingkat simulasi presiden. Dalam pertanyaan terbuka, elektabilitas Jokowi sebesar 58,5% suara dan Prabowo 21,8% suara. Untuk nama-nama lain tidak ada yang mendapat suara lebih dari 3%.

"Prabowo ialah kompetitor (Jokowi) terkuat saat ini, tidak ada yang lain, sisanya kecil-kecil (perolehan suara dalam survei)," ucap Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto, dalam pemaparan hasil survei nasional terkait dengan peta persepsi publik jelang Pemilihan Legislatif dan Pilpres 2019 di Jakarta, kemarin.

Jajak pendapat tersebut dilakukan pada 17 Maret hingga 3 April lalu dengan melibatkan 1.230 responden dari 123 desa dan kelurahan di 34 provinsi di Indonesia. Dalam survei menggunakan simulasi nama capres yang sudah ditentukan, Jokowi juga masih unggul ketimbang Prabowo, baik dalam simulasi yang menyediakan 22 nama, 15 nama, maupun 5 nama.

Jokowi unggul dalam simulasi head to head yang mengikutsertakan nama Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, Jusuf Kalla, ataupun Prabowo. Ketika diadu dengan Prabowo, Jokowi memperoleh 64% suara responden, sedangkan jika diadu dengan nama lain, ia unggul lebih dari 70%.

Berpijak dari hasil survei itu, Eko mengatakan kontestasi pilpres mendatang hanya akan diikuti Jokowi dan Prabowo. "Untuk saat ini realitas di lapangan seperti itu, tidak tahu juga kalau ada keputusan politik di tingkat elite karena mereka yang akan menentukan siapa capres dan cawapres di 2019," terang dia.

Dia menilai kesiapan ataupun safari politik yang dilakukan Gatot untuk maju ke gelanggang Pilpres 2019 belum bisa menggeser pilihan konstituen oposisi terhadap Prabowo. Begitu juga dengan kemunculan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Padahal Anies disebut-sebut sebagai darah baru pembawa angin segar di bursa capres yang mampu memecah dominasi Jokowi dan Prabowo.

"Kalau situasinya tidak berubah dalam empat bulan ke depan, kita akan disuguhkan dengan kontestasi politik yang sama seperti 2014 lalu dan sudah terbaca isunya seperti apa nantinya," tukas CEO Cyrus Network Hasan Hasbi Batupahat.

Prediksi Mahfud

Pada kesempatan itu Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengaku tidak rela jika nama Anies menggantikan sembilan nama yang disodorkan PKS sebagai cawapres Prabowo. "Bagi kami wakilnya harus dari PKS," tegasnya.

Mardani menegaskan sebaiknya Prabowo segera mendeklarasikan diri sebagai capres agar koalisi Gerindra dan PKS dapat menyusun strategi untuk meningkatkan elektabilitas.

Di sisi lain, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD memprediksi bahwa Gatot Nurmantyo yang bakal menjadi lawan Jokowi di Pilpres 2019, bukan Prabowo.

"Prediksi saya hanya ada dua poros, poros Jokowi dan Gatot Nurmantyo. Gatot lebih siap karena memiliki massa yang besar, khususnya dari eks simpatisan 212. Prabowo sepertinya tidak karena sampai hari ini belum mendeklarasikan secara resmi," terang mantan ketua tim sukses Prabowo-Hatta Rajasa di Pilpres 2014 itu. (*/X-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya