Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
BERBAGAI upaya terobosan perekaman kartu tanda penduduk elektronik (KTP-E) melalui ‘jemput bola’ hingga tingkat rukun warga (RW) dinilai ampuh dalam mempercepat kepemilikan KTP-E warga yang juga berguna untuk pendataan pemilih di Pilkada 2018.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cirebon Sanusi, kemarin (Selasa, 10/4/2018), membenarkan terobosan yang dijalankan sejak 26 Maret lalu berdampak positif pada penambahan sebanyak 2.600 warga yang memiliki KTP-E.
“Jika jumlah sebelumnya ada 19.629 warga yang belum merekam, kini sudah berkurang sekitar 2.600 orang. Ditargetkan, perekaman selesai sebelum 27 Juni,” ujar Sanusi, kemarin.
Untuk mempercepat perekaman, sengaja pada malam hari petugas melayani warga yang pada siang harinya bekerja mencari nafkah. “Mulai minggu ini kita akan mendatangi sejumlah masjid saat pelaksanaan salat Jumat maupun Subuh berjemaah.”
Upaya percepatan perekaman KTP-E juga dilakukan Pemkab Karawang, Jawa Barat, dengan mengoptimalkan kinerja kecamatan. “Sesuai instruksi bupati, tugas perekaman KTP-E dilakukan dengan mengoptimalkan kinerja langsung di tingkat kecamatan. Mereka merekam hingga malam hari dan pelayanannya dengan jemput bola by name by address,” kata Kepala Bagian (Kabag) Pemerintah, Wiwik Kriniawati, kemarin.
Sementara itu, dari hasil pencocokan dan penelitian (coklit) pemilih yang dilakukan KPU dan Panwaslu di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, sebanyak 40.192 orang yang terancam tidak memiliki hak pilih kini sudah terverifikasi.
“Sebagian besar sudah mengikuti perekaman data, tinggal sedikit lagi yang belum dan saat ini kami kejar perekaman datanya,” kata Kepala Dispendukcapil Kabupaten Pasuruan, Soenyono, kemarin.
Di Nusa Tenggara Timur, Bawaslu kembali mengeluarkan data pemilih ganda yang tersebar di 21 dari 22 kabupaten dan kota. Sesuai dengan data Bawaslu, pemilih ganda mencapai 13.963 orang.
Mereka tersebar di 268 desa dan kelurahan dengan jumlah terbanyak di Kabupaten Manggarai sebanyak 2.145 orang, Sikka 1.904 orang, serta Sumba Barat dan Sumba Barat Daya masing-masing 1.589 orang.
“Pemerintah sudah menyerahkan daftar pemilih sementara kepada KPU, nanti diteliti mana yang dihilangkan, mana yang belum diakomodasi, termasuk yang belum memiliki KTP-E,” kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya. (CS/RZ/AB/PO/BB/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved