Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
MANTAN anggota Komisi II DPR RI Agun Gunandjar menyatakan pernah mendapat instruksi dari Setya Novanto agar tidak cawe-cawe (ikut-ikutan) dalam proyek KTP elektronik. Dia menyatakan DPR sudah keras dalam pengawasan terhadap proyek tersebut.
Agun yang dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan untuk terdakwa Setya Novanto di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (12/2), mengatakan anggota DPR dilarang cawe-cawe agar proyek tersebut sukses.
"(Novanto bilang) jangan cawe-cawe, supaya proyek ini sukses. memang kami keras dalam pengawasan ini," ucap dia menjawab pertanyaan Jaksa pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Ahmad Burhanuddin.
Politikus Partai Golkar tersebut menyatakan dalam hal ini berinisiatif melaporkan perkembangan di komisi kepada Novanto. Jaksa Burhanuddin lantas menanyakan reaksi Novanto dalam laporan tersebut.
"Apa yang disampaikan novanto?" tanya Jaksa Burhanuddin.
"Singkat, dia apresiasi, KTP-e hanya katakan untuk tetap kontrol, awasi jangan anggota DPR 'cawe-cawe' dan sebagainya," ucap dia.
Jaksa Burhanuddin menanyakan kebiasaan 'cawe-cawe' anggota DPR. "Memang biasa 'cawe-cawe'?" tanya Jaksa Burhanuddin.
Agun menyatakan ada area yang tidak boleh dimasukin oleh anggota DPR. "Waktu (Dirjen Dukcapil) Irman tersangka sudah dari awal rame, jadi saya tangkap perintah itu DPR jangan 'cawe-cawe' masuk ke areal-areal di luar fungsi pengawasan, itu jadi harus sesuai dengan aturan," terang dia.
Sementara itu, politikus PPP Nu'man Abdul Hakim yang juga dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan tersebut menyatakan Agun pernah mengatakan jika proyek KTP-e merupakan proyek 'gajah'. Hal itu dikatakan Agun saat Nu'man mengkritik proses perekaman.
"Pertanyaan itu setelah saya direkam di Bandung dan kemudian dijanjikan akan mendapatkan KTP-e penyerahan beberapa tokoh. Waktu penyerahan data saya tidak ada. Ada pertanyaan kok naif saya menentukan pembahasan tapi kok masalah. Saya komplain Dukcapil lalu direkam khusus. Kedua saat pak Agun ketua komisi II siapa sih menyelenggarakan KTP-e dalam pandangan saya tidak profesional," terang Nu'man.
Nu'man menyebut istilah gajah dalam hal ini. "Pak Agun jawab ini kemungkinan gajah-gajah jangan ikutlah. Jangan kita terlibat hukum, ya sudah lah saya tidak tanya lagi," terang Nu'man.
"Gajah apa?" tanya Jaksa Wawan. "Saya menafsirkan oleh Pak Agun pengalaman dulu ada satu badan punya pengaruh besar yang mempengaruhi," jawab Nu'man.
Nu'man mengatakan tidak mengetahui dengan pasti siapa yang dimaksud lebih jauh oleh Agun. Dirinya mengaku sejak saat itu tidak mendekatkan diri lagi dengan proyek tersebut. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved