Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
UNIT Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) mengajak kelompok agama untuk mengimplementasikan sila kelima Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pasalnya, keadilan sosial saat ini dinilai masih belum terwujud.
"Sekarang itu kita merasakan keadilan sosial belum terealisasi, masih terdapat kesenjangan antara kelompok tertentu, kelompok masyarakat kecil dengan mereka yang menguasai aset negara, dan juga usaha yang besar. Artinya, ada kesenjangan di bidang ekonomi," kata anggota Dewan Pengarah UKP-PIP Ma'ruf Amin seusai acara Konvensi Kemitraan Sila ke-5 Keadilan Sosial Tahun 2017, di Gedung Sekretariat Kabinet, Jakarta, kemarin.
Dalam acara tersebut, UKP-PIP mengajak semua kelompok agama untuk membenahi kesenjangan sosial yang masih ada saat ini.
Jika kesenjangan itu tidak segera dibenahi, itu akan menjadi ancaman bangsa ke depannya.
"UKP-PIP punya rasa tanggung jawab itu."
Dalam mengatasi kesenjangan sosial, menurutnya, ada tiga pihak yang perlu disinergikan.
Pertama, masyarakat yang harus didorong agar mempunyai kemauan untuk menjadi pengusaha yang sukses.
Kedua, pemerintah yang mempunyai kewenangan dalam mengeluarkan kebijakan ataupun regulasi yang mendukung.
Ketiga, pengusaha atau konglomerat yang diharapkan mau bermitra dengan para pengusaha kecil.
"Itu perlu ada upaya-upaya dan gerakan. Gerakan itu akan melibatkan majelis-majelis ulama," katanya.
Nantinya UKP-PIP akan merumuskan apa yang harus dilakukan masyarakat, pemerintah dan pengusaha dalam rangka mengatasi kesenjangan sosial tersebut.
Kepala UKP-PIP Yudi Latif mengatakan bahwa penyebaran isu keadilan sosial butuh komitmen dari semua pihak, termasuk kelompok agama.
Saat ini kelompok agama terutama di perdesaan masih memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku masyarakatnya.
Ia berharap kelompok-kelompok agama bisa menjadi kekuatan moral kepada umatnya untuk mendukung masalah keadilan sosial, baik dalam khotbah maupun tulisan para tokoh agama.
Yudi menyarankan agar masalah keadilan harus diperluas wawasan teologisnya.
"(Keadilan) bukan hanya bisa berbagi kepada sesama umat, tetapi juga harus bisa berbagi pada orang-orang dengan perbedaan agama sehingga isu kesenjangan tidak mudah dipolitisasi menjadi isu perbedaan agama. Kalau isu kesenjangan jadi komitmen seluruh agama, kesenjangan tidak jatuh ke dalam perangkap pertikaian agama. "
Semakin bersatu
Saat hadir di pergelaran Nyanyian Indonesia di Sentul, Jawa Barat (24/10) Yudi juga mengatakan seharusnya saat ini dengan tingkat ketersambungan yang tinggi, bangsa Indonesia semakin bersatu.
"Seharusnya dengan konektivitas yang tinggi, kita semakin bersatu. Bukan sebaliknya. Pada 1928, dengan tingkat konektivitas yang rendah, dari Sulawesi naik kapal laut berminggu-minggu, tetapi kita bersatu," ujar Yudi.
Yudi mengatakan masyarakat harus terlibat secara langsung ikut memelihara, melestarikan, dan mengembangkan tradisi dan budaya yang ada di masyarakat sendiri, apa pun bentuknya.
(Ant/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved