Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Saksi Sejarah Bernama Museum Dharma Bakti Kostrad

Eko Suprihatno
30/9/2017 00:00
Saksi Sejarah Bernama Museum Dharma Bakti Kostrad
()

DENGAN wajah tegang Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Mayor Jenderal TNI Soeharto berjalan mondar mandir di dalam ruang kerjanya di Markas Kostrad, Jakarta.

Ia juga mendengarkan dengan seksama berita dari Radio Republik Indonesia (RRI) terkait dengan pengumuman Gerakan 30 September yang dikepalai Letkol Untung, pada 30 September 1965.

Itulah sebagian penggalan cerita yang kerap kita saksikan dalam film pengkhianatan G30s/PKI. Aksi biadab yang menorehkan sejarah kelam bagi perjalanan bangsa ini akhirnya bisa ditumpas. Di bawah komando Mayjen Soeharto sebagai panglima pemulihan keamanan dan ketertiban, Partai Komunis Indonesia (PKI) akhirnya dinyatakan sebagai organisasi terlarang.

Kini, bangunan yang menjadi saksi sejarah itu masih kokoh dan berdiri tegap di antara bangunan pencakar langit ibu kota. Bangunan itu sekarang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), dan berubah fungsi menjadi museum.

Bila menilik sejarah sebelumnya, bangunan bernama museum Dharma Bhakti Kostrad adalah kantor Komisaris Belanda yang didirikan pada 1870. Selanjutnya setelah lahirnya Kostrad yang merupakan cikal bakal dari Korra-1/Caduad pada 6 Maret 1961, bangunan ini digunakan menjadi kantor Mayjen Soeharto yang ketika itu menjabat sebagai Pangkostrad I. Hingga Pangkostrad XII, bangunan itu tetap berfungsi sebagai kantor. Namun, setelah itu dialihfungsikan sebagai museum.

Gedung dan bangunan ini merupakan saksi bisu kebiadaban PKI pada 1965. Mayjen Soeharto merancang pengamanan Presiden RI pertama, menyusun rencana pencarian korban G30S/PKI dan pengembangan taktik serta teknik penumpasan PKI dari bumi Pertiwi.

Pemrakarsa museum adalah Mayjen TNI Wiyogo Atmodarminto (Pangkostrad X), karena ingin melestarikan bangunan bersejarah pada 1980. Selanjutnya Letjen TNI Rudini (Pangkostrad XII) menjadikan bangunan dan gedung ini sebagai museum Kostrad pada 1981.

Museum Darma Bhakti Kostrad diresmikan 4 Maret 1997 oleh Presiden RI ke-2 Soeharto (mantan Pangkostrad I). Museum Darma Bhakti Kostrad memiliki arti pengabdian terbaik Prajurit Kostrad, dan memiliki delapan ruangan.

Memasuki museum Dharma Bhakti Kostrad yang berada di dalam kesatrian Makostrad, pada bagian depan (sekitar pintu utama museum) tergrafir nama-nama mantan Pangkostrad mulai pertama dan seterusnya.

Kemudian melangkah ke dalam kita bisa melihat ruangan panglima. Di ruangan ini sebelumnya adalah ruang kerja Pangkostrad I-X. Pada era kepemimpinan Pangkostrad XI-XII, ruang ini dijadikan ruang komando pengendalian (kodal) Pangkostrad.

Pada awal terbentuknya museum, ruang ini diberi nama ruang Orde Baru sampai dengan 2007. Pada 2007-September 2011, ruang ini diberi nama ruang Kodal. Di ruangan ini Jenderal AH Nasution memberikan dukungan kepada Mayjen Soeharto untuk mengambil alih pimpinan Angkatan Darat.

Di dalamnya terdapat meja rapat yang pernah yang digunakan Mayjen Soeharto memimpin rapat perencanaan pengamanan Presiden, dan pencarian korban G30S/PKI serta pengendalian pasukan yang terlibat pada penumpasan PKI 1965. Dalam ruangan ini terdapat diorama Jenderal AH Nasution, Mayjen Soeharto dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo.

Kemudian memasuki ruang data. Di ruangan ini merupakan tempat memamerkan berbagai prestasi prajurit Kostrad, baik dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP),
maupun dalam bidang olahraga umum (Oraum) dan pertandingan olahraga militer (Oramil).

Ruangan ini sebelumnya adalah ruang data pada era kepemimpinan Pangkostrad I-XII. Sejak berdirinya museum, ruangan ini diberi nama ruang Prajurit yang berisikan berbagai seragam prajurit Kostrad yang digunakan di daerah operasi. Selain itu ada beberapa cinderamata yang pernah diterima oleh Pangkostrad, serta beberapa piala hasil lomba dan pertandingan baik Oramil maupun Oraum.

Kemudian melangkah ke ruang berikutnya, sekretaris umum (Setum 1961-1983). Pada 1983-1997 ruangan ini dijadikan tempat benda koleksi khusus alat-alat komunikasi. Sejak peresmian museum sampai dengan September 2011, ruangan ini diberi nama ruang komunikasi. Di dalamnya terdapat berbagai alat komunikasi yang pernah dipakai satuan Kostrad periode 1961-1979. Saat ini digunakan sebagai ruang kerja petugas khusus museum.

Di dalam museum juga ada ruang ajudan, yang khusus diperuntukan untuk ajudan/sekretaris pribadi (Spri) Pangkostrad periode 1961-1983. Pada periode 1983-1997 ruang ini dijadikan tempat data Divisi Infantri (Divif-2) Kostrad.

Kemudian pada 1997-2011 ruang ini merupakan ruang prestasi Divif-2 Kostrad. Pada Oktober 2011 ruangan ini digunakan sebagai tempat memamerkan barang/benda yang pernah dipakai Pak Harto selama memimpin Kostrad beserta Perwira.

Berikutnya ada ruang Kepala Staf Kostrad (Kaskostrad) periode 1961-1980. Di dalam ruangan ini terpajang foto-foto mantan Pangkostrad dan Kaskostrad, baik yang pernah menggunakan sebagai ruang kerja maupun yang menggunakan ruang lain sebagai ruang kerjanya.

Juga ada ruang Wakil Kepala (Waka) Kaskostrad (1961-1980). Namun pada periode 1981-1983 dijadikan sebagai ruang kerja Waka Kaskostrad. Sejak Oktober 2011 ruangan ini dijadikan ruang pamer benda-benda koleksi yang berkaitan dengan satuan Kostrad pada periode sesudah Pak Harto.

Selanjutnya ruang Asisten Personel (Aspers) Kaskostrad (1961-1983). Pada periode 1983-1997 ruangan ini dijadikan ruang data keberhasilan Divif-1 Kostrad. Sejak Oktober 2011 ruangan ini dijadikan sebagi tempat pemutaran video yang berkaitan dengan museum Darma Bhakti Kostrad.

Sedangkan ruangan terakhir yang ada di dalam museum ialah ruang Serambi Pahlawan. Dengan posisi berada di bagian tengah museum yang menggunakan marmer sebagai dindingnya. Di situlah terukir/tergrafir nama-nama Prajurit Kostrad yang gugur saat melaksanakan tugas operasi di wilayah NKRI. Dan pada bagian belakang terdapat lemari kaca yang memuat lambang-lambang satuan yang berada dalam kendali Kostrad sebelum organik.

Menurut Kepala Penerangan Kostrad Kepala Penerangan Kostrad Letkol Inf Putra Widyawinaya, keberadaan museum ini adalah untuk mengingatkan semua pihak bahwa tidak ada tempat bagi pihak yang ingin meruntuhkan negara. "Kami akan menjadi garda terdepan dalam memeranginya," tutur Piter beberapa waktu lalu.

Bagi masyarakat yang akan berkunjung hendaknya mengajukan surat lebih dulu kepada Kostrad. "Sebaiknya berada dalam rombongan dan jangan individu," tukas Putra lagi. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno
Berita Lainnya