Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Lintas Agama Kecam Penindasan Rohingya

Bayu Anggoro
09/9/2017 06:01
Lintas Agama Kecam Penindasan Rohingya
(ANTARA FOTO/Agus Bebeng)

KOMUNITAS lintas agama mengecam aksi penindasan terhadap etnik Rohingya di Myanmar.

Bentuk penolakan terhadap tindak diskriminasi terhadap kemanusiaan yang diberi nama 'Jabar Peduli Rohingya' ini diikuti seluruh elemen masyarakat, termasuk dari kalangan Buddha, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, dan Konghucu.

Sebagai wujud empati bagi kaum yang terdiskriminasi, ribuan warga lintas agama itu menggelar aksi simpatik di kawasan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (8/9).

Selain diikuti sejumlah pemuka agama, hadir juga perwakilan dari sejumlah organisasi masyarakat di Jabar.

Massa yang beragama Islam memulai aksi tersebut dengan mengikuti salat Jumat di Masjid Pusdai Jawa Barat, berjarak 500 meter dari Gedung Sate.

Ibadah wajib umat muslim ini dipimpin Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan selaku khatib dan imam.

Seusai melaksanakan salat Jumat, demonstran muslim bersama perwakilan massa dari agama lainnya berjalan kaki menuju Gedung Sate sambil membentangkan sejumlah alat peraga.

Pimpinan demonstran pun tidak henti-hentinya berorasi untuk menyuarakan penolakan mereka terhadap kekerasan tersebut.

Dalam aksinya itu, mereka sepakat mengecam kekerasan yang dilakukan militer dan pemerintah Myanmar terhadap warga minoritas tersebut.

"Semua punya hak yang sama untuk hidup di bumi tercinta," kata Heryawan.

Lebih lanjut, Heryawan mengapresiasi langkah Pemerintah Indonesia dalam membantu mengatasi persoalan tersebut.

Menurutnya, Presiden Joko Widodo bergerak cepat dengan mengutus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menemui Presiden Myanmar Aung San Suu Kyi.

Perwakilan umat Buddha Jawa Barat, Eko Supeno, mengecam kekerasan terhadap warga Rohingya.

Dia menegaskan, sikap brutal yang dilakukan militer dan Pemerintah Myanmar ini tidak sejalan dengan ajarannya.

"Ini bertentangan dengan ajaran Buddha," tegas dia.

Cinta damai

Aksi unjuk rasa juga dilakukan ribuan muslim dari berbagai daerah di kompleks Masjid An Nur, Sawitan, Kabupaten Magelang.

Lokasi aksi hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Candi Borobudur.

Ribuan pendemo melakukan aksi simpatik dengan menggelar salat Jumat, salat Gaib, doa bersama, dan penggalangan dana.

Massa datang dari berbagai daerah, antara lain Temanggung, Magelang, Wonosobo, dan Cilacap.

Sebelum masuk ke area masjid, mereka melewati pemeriksaan ketat di pintu screening di gerbang masjid.

Jemaah yang membawa makanan, tas, dan barang-barang lainnya harus dititipkan di tenda yang khusus disediakan untuk meletakkan barang-barang.

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Magelang, Ajun Komisaris Besar Hindarsono, mengatakan dalam pemeriksaan tersebut, pihaknya mengamankan sekitar 50 bendera ormas.

Bendera tersebut diambil petugas lantaran niat jemaah yang datang untuk beribadah.

"Usai salat Jumat, Imam Masjid An Nur yang juga merupakan Ketua MUI Kabupaten Magelang, Afiffudin, mengajak umat yang datang melakukan salat Gaib dan doa bersama untuk warga muslim Rohingya.

"Mari kita tunjukan bahwa umat muslim Indonesia cinta damai.

(TS/AD/BB/LD/UL/JI/PS/DW/SL/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya