Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) meminta Indonesia agar segera meng-upgrade standar emisi gas buang Euro 2 menjadi Euro 4 agar produk-produk mereka dapat memenuhi persyaratan standar emisi untuk produk ekspor.
Hal itu diungkapkan Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Warih Andang Tjahyono daat berkunjung ke Kantor Media Group di Jakarta, Selasa (4/10).
Warih mengatakan saat ini pihaknya telah mampu mengekspor kendaraan ke 72 negara. Namun, kendalanya hampir sebagian negara tujuan ekspor telah menerapkan standar Euro 4 dan bahkan ada yang telah menerapkan standar Euro 5.
“Kami telah mempu memproduksi kendaraan yang memenuhi standar global dan hal itu tentunya sangat membanggakan. Namun, di sisi lain, untuk menguji apakah mesin tersebut telah memenuhi persyaratan standar emisi sesuai dengan yang ditetapkan di negara tujuan, masak kita harus mengimpor bahan bakar dari luar?” tanya Warih.
Mobil-mobil di belahan dunia lain saat ini telah menggunakan standar emisi gas buang Euro 4. Hal itu sesuai dengan kendaraan-kendaraan mereka yang telah berteknologi tinggi. Sangat rendah emisi, rendah konsumsi BBM, dengan performa kendaraan yang jauh lebih baik.
Diakui Warih, tingginya kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan yang berlaku di masyarakat global membuat konsumen tentu akan memilih produk-produk kendaraan dalam kategori hijau yang efisiensi bahan bakarnya bagus.
“Jika semakin banyak orang yang menggunakan mobil dengan efisiensi bahan bakar yang bagus, negara akan memiliki lingkungan yang bagus pula dan konsumen juga akan merasakan manfaatnya,” sambungnya.
Oleh karena itu, pinta Warih, sudah saatnya kita bersama-sama mengupayakan Indonesia dapat meningkatkan standar emisi kendaraan yang beroperasi di jalan.
“Karena kalau tidak, kita akan menjadi seperti negara terbelakang dan akan menjadi negara yang aneh sendiri,” cetusnya.
Tingkat kepercayaan
Warih juga mengingatkan rendahnya standar emisi di Indonesia tentu juga akan memengaruhi kepercayaan terhadap produk-produk kendaraan yang akan diekspor dari Indonesia.
“Mereka akan berpikir bagaimana mungkin sebuah negara dalam kategori merah bisa memproduksi kendaraan untuk negara dengan kategori hijau?” imbuhnya.
Untuk itu, Warih berharap semua pihak mendukung secara aktif untuk terus mendorong Indonesia agar mengikuti regulasi emisi global. Tentunya harus ada kerja sama yang kuat antara pihak industri dan pemerintah.
Posisi Toyota Indonesia untuk sementara masih aman, tetapi yang perlu diwaspadai ialah bagaimana menghadapi 2020. “Akan ada perubahan besar-besaran secara global yang dilakukan Toyota Motor Corporation (TMC) Jepang. Salah satunya ialah masalah efisiensi bahan bakar dan energi tadi,” tutur Warih.
Jika produk Indonesia bisa terus kompetitif, tegasnya, tentu akan terus dipercaya TMC sebagai salah satu basis produksi global dan memiliki kesempatan untuk mengembangkan volume ekspor. (Cdx/S-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved