Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KEHADIRAN mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC) secara perlahan mulai menggerus segmen lainnya, terutama segmen city car dan low multipurpose vehicle (LMPV).
“Pasar city car menurun signifikan,” aku General Manager Marketing Strategy and Communication Division PT Nissan Motor Indonesia Budi Nur Mukmin ketika dihubungi, Selasa (4/10).
City car Nissan, yaitu Nissan March, hingga Agustus terjual sebanyak 1.611 atau 134 unit per bulan. Pada tahun lalu Nissan March terjual 4.564 unit dan sepanjang 2014 terjual 5.373 unit. “Memang penjualan LCGC sangat menggerus pasar March, tapi kita kan ada Datsun yang juga tumbuh jadi bisa saling menutupi. Penjualan Datsun sendiri sejak Januari-Agustus sudah 23.028 unit.”
Budi juga mengatakan LCGC dengan tujuh tempat duduk (seven seater) juga sangat mungkin akan berdampak pada segmen LMPV. Namun, ia mengaku masih belum mengetahui seberapa besar dampaknya terhadap penjualan LMPV milik Nissan.
Sepanjang 2015, produk LMPV Nissan, yaitu Nissan Grand Livina, terjual sebanyak 8.283 unit, berkurang jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 15.716 unit. Pada tahun ini hingga Agustus, Grand Livina telah terjual sebanyak 4.084 unit.
Di lain kesempatan, Kepala Divisi Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy mengakui penjualan mobil LMPV Toyota, yaitu Toyota Avanza, sedikit menurun.
Toyota memiliki Agya untuk LCGC di kelas hatchback dengan penjualan rata-rata 4.000-5.000 per bulan, sedangkan Calya menjadi penopang penjualan Toyota. “Penjualan Calya rata-rata 8.000 per bulan, jadi total LCGC Toyota memiliki porsi sekitar 30% dari total penjualan seluruhnya di angka 30 ribu-36 ribu unit per bulan.”
Melampaui perkiraan
Penjualan Calya melampaui perkiraan sejak awal peluncurannya pada Agustus lalu. Awalnya, Toyota hanya menargetkan penjualan 7.000-8.000 unit. Akan tetapi, hingga 10 September SPK (surat pemesanan kendaraan) Calya sudah mencapai 21 ribu unit.
“Sebenarnya kita masih belum melihat adanya pergeseran pembeli dari Avanza ke Calya. Ini karena Avanza sudah memiliki pembeli yang loyal. Konsumen Avanza biasanya mengganti Avanza mereka dengan Avanza versi terbaru. Justru pembeli Avanza beberapa cenderung naik kelas ke Innova. Kalaupun ada yang turun ke Calya hanya sedikit,” urainya.
Lebih lanjut, Anton melihat ada kecenderungan pembeli beralih dari Agya ke Calya karena memiliki daya muat lebih banyak dan sesuai dengan kebutuhan pembeli untuk mobil keluarga yang terjangkau. “Dengan adanya produk LCGC terbaru kami, market share kita di Agustus naik menjadi 38% dari rata-rata market share sebelumnya di angka 35%.”
Yang terpenting, menurutnya, ialah total penjualan yang meningkat. Meskipun ada penurunan di salah satu produk, itu dapat dipenuhi dengan kenaikan penjualan di produk lainnya. “Harapan kami konsumen dapat membeli sesuai dengan segmen dan kebutuhannya.”
Di sisi lain, Marketing and Customer Relation Head Division PT Astra Daihatsu Motor Hendrayadi Lastiyoso mengatakan pihaknya masih mempelajari sejauh mana penjualan LCGC terbaru Daihatsu, yaitu Sigra, terhadap penjualan produk LMPV Xenia. “Kita masih akan pantau dan pelajari sampai dengan akhir tahun bagaimana dampaknya terhadap Xenia. Di Agustus Sigra sudah terjual sebanyak 3.800 unit dan Ayla sebanyak 22.792 unit.”
Meskipun penjualan LCGC kian besar, itu tidak mengecilkan nyali Mitsubishi dalam memasarkan produk city car mereka, yaitu Mitsubishi New Mirage. Bahkan, Mitsubishi pada tahun depan berencana meluncurkan produk baru di segmen LMPV yaitu Mitsubishi XM yang sudah mulai dipamerkan pada ajang GIIAS di Serpong Agustus lalu dan di GIIAS Surabaya akhir September lalu.
Group Head MMC Sales Group MMC Marketing Division KTB Imam Choeru Cahya tidak khawatir dengan kedigdayaan LCGC yang menggerus pasar produk unggulan Mitsubishi di segmen city car dan LMPV tersebut. “Kita sadar memang ada beberapa segmen yang mempertimbangkan pendapatan dan daya beli mulai tergeser ke LCGC. Akan tetapi tetap kita lihat kue pasar LMPV di Indonesia masih besar dari total 60% market share MPV dari seluruh segmen yang ada. Kita tidak khawatir dengan perkembangan LCGC di segmen LMPV, makanya kita berani berinvestasi di segmen LMPV untuk tahun depan,” ujarnya. (S-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved