Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Busi Iridium Mahal? Pakai Platinum

Mediaindonesia.com
25/2/2021 20:26
Busi Iridium Mahal? Pakai Platinum
Desain unik elektroda busi runcing dan trepesium membuat api lebih cepat menyebar.(NGK Indonesia)

Di tengah situasi ekonomi yang masih lambat akibat pandemi yang masih menjadi ganjalan dalam beraktivitas penuh, masyarakat yang bijak tentu akan mencari solusi yang lebih hemat untuk menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal perawatan kendaraan.

Pasalnya kendaraan  pribadi sebagai sarana transportasi menjadi sangat penting, terutama di masa pendemi yang dianjurkan untuk tidak menggunakan transportasi umum untuk menekan penyebaran virus yang masih ada di tengah-tengah kita.

Salah satu yang tidak bia dihindari adalah keharusan mengganti suku cadang agar kendaraan selalu siap dan prima saat dibutuhkan. Termasuk penggantian busi.

Technical Support NGK Busi Indonesia Diko Oktaviano dalam sebuah diskusi virtual bersama para jurnalis mengatakan, harga busi itu umumnya tergantung dari jenis material elektroda yang dimilikinya. Mulai yang paling murah yaitu copper (tembaga), lalu nickel, dan logam mulia/precious metal seperti silver (perak), platinum dan iridium.

Dari beberapa material 'mahal' yang populer digunakan adalah platinum dan iridium. Logam ini disematkan pada elektroda busi karena sifat-sifatnya yang unggul yaitu memiliki titik lebur sangat tinggi sehingga tahan panas, tingkat kekerasan yang tinggi sehingga tidak mudah terkikis, dan tingkat konduktivitasnya yang baik dalam menyalurkan arus listrik.

Logam dengan sifat-sifat tersebut tentunya sangat ideal untuk busi yang memiliki lingkungan kerja sangat ekstrem baik dalam hal suhu maupun tekanan yang sangat tinggi. Di dalam mesin, suhu di ruang bakar bisa mencapai 800°C bahkan lebih.

Platinum memiliki titik lebur hingga 1.768°C, sementara Iridium bisa mencapai 2.466°C. Oleh karena itu kedua jenis material busi itu sangat diandalkan dalam ajang balap, dimana mesin selalu digeber pada batas kemampuannya. 

Menurut Diko, saat ini banyak kendaraan-kendaraan yang sudah menerapkan busi jenis iridium sebagai perlengkapan standar dengan tujuan untuk mendukung performa serta meningkatkan usia pakainya. Namun dalam kondisi seperti saat ini, tentu harga busi iridium akan memberatkan kantong pemiliknya saat perangkat pemantik percikan listrik itu sudah waktunya harus diganti.

Mananggapi hal itu, PT NGK Busi Indonesia merilis produk busi NGK G-Power sebagai solusinya. "Pemilik kendaraan bisa tetap menikmati performa maksimal kendaraannya dengan harga yang lebih ekonomis," ujar Diko.

Alasannya, karena busi yang mengusung tagline 'Lebih Hemat Performa Hebat' ini terbuat dari material platinum yang harganya tidak semahal iridium, namun tetap menghasilkan performa optimal berkat desain kepala elektroda businya yang unik.

Bentuk elektroda positif (center electrode) pada NGK Toyota G-Power dibuat meruncing dan menyisakan bagian ujung berdiameter 0,6 mm. Hal ini menurut Diko membuat percikan api lebih terfokus pada bagian tersebut.

Sementara itu, desain elektroda negatif/ground dibuat dengan penampang berbentuk trapesium yang mengecil di bagian terdekat center elektrode. Tujuannya adalah mengurangi quenching effect yang menghambat penyebaran inti api dari kepala busi ke seluruh ruang bakar.

Kombinasi dari kepala elektroda positif yang meruncing dan bentuk ground trapesium membuat celah yang tercipta di sekeliling dua elektroda menjadi lebih terbuka sehingga inti api dapat menyebar dengan cepat ke seantero ruang bakar tanpa ada halangan.

NGK  G-Power tersedia dalam berbagai tipe yang sesuai dengan berbagai mesin jenis mesin dengan harga yang jauh lebih ekonomis namun diklaim memiliki performa yang nyaris setara dengan busi iridium orisinal bawaan kendaraan. (S-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Suplemen
Berita Lainnya