Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
TOYOTA Motor Corporation memiliki visi lingkungan hingga 2050, namanya Toyota Environmental 2050.
Maksudnya, perusahaan otomotif asal Jepang itu berinisiatif agar manusia, mobil, dan bumi dapat hidup berdampingan secara harmonis.
Sejumlah langkah diambil Toyota untuk mencapai visi itu, di antaranya kendaraan baru dengan emisi karbon dioksida (CO2) nol. Siklus kendaraan pun demikian mulai produksi hingga layanan purnajual juga beremisi nol CO2, pengoptimalan penggunaan air, dan mewujudkan komunitas masa depan yang harmonis dengan alam.
Terkait dengan mobil masa depan yang beremisi CO2 nol itu, Toyota memproduksi fuel cell vehicle (FCV) bernama Mirai. "Keunggulan teknologi ini yang utama berupa emisi karbon dioksida nol," ujar Project Manager Corporate & Technology Communications Group Global Relations Department Toyota Motor Corporation, Ron Haigh, di Toyota Kaikan Museum, Nagoya, Jepang, Senin (11/3).
Prinsip kerja fuel cell dalam mobil bertenaga hidrogen itu cukup sederhana. Hidrogen bertekanan yang tersimpan dalam tangki mobil akan dialirkan dan direaksikan dengan oksigen dari udara pada fuel cell. Fuel cell mengubah hidrogen dan oksigen tersebut menjadi uap air dan listrik.
Kelebihan lain teknologi itu ialah suplai hidrogen merupakan sumber energi yang tidak ada habisnya. Lantas, teknologi itu memungkinkan penyimpanan dan transportasi listrik. Mobil Mirai juga diklaim menyenangkan saat dikendarai karena akselerasinya kuat dan pengendaraannya yang tenang.
Namun, kehebatan mobil bertenaga hidrogen itu masih memiliki sejumlah kendala. Setidaknya ada dua kendala, yaitu harga jual yang mahal dan investasi stasiun pengisian hidrogen untuk umum yang tinggi.
Untungnya, pemerintah Jepang memiliki visi yang sejalan dengan Toyota. Pemerintah ‘Negeri Sakura’ itu memberikan subsidi terhadap harga jual mobil hidrogen dan pembangunan stasiun pengisian hidrogen.
Sebagai contoh, Mirai memperoleh subsidi pemerintah Jepang sekitar US$20 ribu dari harga normal US$70 ribu. "Jadi, konsumen hanya membeli Mirai seharga US$50 ribu (Rp710 juta) per unit," tutur staf dari Toyota Enterprise, Akiko Yamada, di Ecoful Town, Nagoya, Minggu (10/3).
Subsidi untuk pendirian stasiun pengisian hidrogen, menurut Yasuhiro Daisho dari Waseda University, diberikan pemerintah hingga 50% dari biaya investasi.
Biaya investasi pendirian satu stasiun pengisian hidrogen dapat mencapai US$5 juta (Rp71 miliar).
Penjualan Mirai pada tahun lalu di Jepang mencapai 580 unit. Angkanya mengalami penurunan pada tahun sebelumnya sebesar 770 unit. (Was/S-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved