Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
SEJUMLAH fenomena terjadi terakhir dalam relasi hidup berbangsa warga negara menunjukkan toleransi dan kebinekaan kita bisa terusik. Pemahaman umum yang berkembang berpotensi mengingkari realitas masyarakat kita yang heterogen. Keadaan itu memerlukan solusi yang mujarab dan konkret dengan kearifan. Pada setiap penggalan sejarah kehidupan bangsa termasuk toleransi tersebut, senantiasa diperlukan kehadiran pahlawan. Dalam makna substansinya, manusia dengan kepekaan sosial yang tinggi ini senantiasa ada menurut zamannya. Memberikan manfaat dan berhitung akan peran tertinggi dalam kehidupan sosial menjadikan makna pahlawan yang sesungguhnya. Keberadaannya seiring dengan terus berjalannya kehidupan manusia.
Dulu pahlawan ada karena ingin mewujudkan bangsa merdeka. Karena ingin bangsanya bersatu, muncullah pahlawan. Pahlawan juga hadir ketika kaum perempuan ingin beremansipasi. Pahlawan datang karena bangsa harus dicerdaskan. Pahlawan juga ada saat sang pemimpin harus menjadi pelindung bagi rakyat jelata. Kini ada cita-cita besar persatuan sehingga mampu memunculkan manusia berkaliber pahlawan ini. Bila cita-cita itu terwujud, tercapailah kehidupan bersama manusia yang ideal. Tentu mewujudkannya tidak mudah. Tak sembarang orang mampu melakoninya sebagai pahlawan.
Bangunan toleransi
Perjuangan membangun toleransi atau 'tolerance' yang mengandung pengertian memiliki sikap membiarkan, mengakui, dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan atau menyalahkan tetap terus dibutuhkan. Manusia yang mampu membiarkan berarti bersikap untuk memberikan kesempatan. Membangun sikap mengakui dan menghormati untuk tidak mengingkari kenyataan bahwa orang lain berkeyakinan berbeda. Kunci toleransi terletak pada tanpa persetujuan itu. Tidak ada unsur pemaksaan dalam toleransi.
Toleransi harus dibangun agar kelestarian kehidupan berbangsa bisa terjaga. Sejumlah kondisi layak dipelihara agar tercipta suasana penuh toleransi. Salah satu kondisi toleran yang perlu diupayakan kesadaran yang bebas dari segala macam bentuk tekanan. Selain itu, diperlukan pula kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksanaan, dan tanggung jawab sehingga menumbuhkan perasaaan solidaritas dan mengikis sikap egoistis golongan. Dengan penuh keseimbangan, toleransi hanya akan bisa diwujudkan bila segenap elemen menghormati perbedaan atau prinsip orang lain tanpa mengorbankan prinsip sendiri. Cerminan kondisi toleran salah satunya berupa umat beragama bisa hidup secara rukun.
Itulah yang mendorong kita diajak merenungkan kembali 'negara kesejahteraan' sebagai cita-cita para pendiri bangsa. Welfare state merupakan kreasi dan produk demokrasi multipartai atau kebijakan (koalisi) partai politik yang memerintah untuk menciptakan warga negara dan angkatan kerja yang terdidik dan sehat serta mengurangi kesenjangan sosial ekonomi. Produksi dan penyediaan kesejahteraan warga negara tidak bisa sepenuhnya diserahkan kepada pasar. Tiga pilar kebijakan yang menopang keberlanjutan welfare regimes berupa penciptaan lapangan kerja yang penuh dan daya beli yang tinggi dari warga negara serta program-program jaminan sosial.
Negara perlu menyadari bahwa skala urusan kemakmuran dan keadilan bukanlah persoalan kecil dan gampang bagi negara ini. Berbagai persoalan begitu kompleks menyangkut warga di wilayah yang begitu luas dan besar. Saatnya materi dan sanksi aturan (hukum) nasional menjadi alat yang efektif sebagai pengendali. Negara dituntut pandai mencari alternatif solusi atas problem sosial yang muncul.
Bangun kebinekaan
Para pendiri bangsa (founding father) membentuk dasar negara ini atas kesadaran kondisi bangsa yang heterogen. Mereka telah berpikir dengan serius guna terciptanya negara yang menjamin hidup masyarakat yang demikian itu. Indonesia yang terbentuk dikehendaki mampu mewadahi masyarakat Sabang sampai Merauke dengan apa adanya.
Itulah yang terkandung dalam paham negara integralistik. Negara bukanlah untuk menjamin perseorangan atau golongan, melainkan menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu persatuan.
Dalam ajaran Hegel tersebut, negara dipahami sebagai susunan masyarakat yang integral, segala golongan. Bagian atau anggotanya berhubungan erat satu sama lain dan merupakan kesatuan yang organis. Yang terpenting menurut paham itu ialah penghidupan bangsa seluruhnya. Negara tidak memihak kepada golongan yang paling kuat atau yang paling besar (Kaelan; 2000). Bangun itu diikuti kebijakan dan pelaksanaannya yang menjamin kehidupan bersama yang lebih baik.
Kini yang sedang diperjuangkan ialah dua hal. Keduanya ialah bangsa yang bersatu serta kondisi adil dan makmur tersebut. Dua hal itu berkaitan. Perjuangan mewujudkannya juga dituntut seiring-sejalan. Dibutuhkan persatuan dalam berusaha mewujudkan keadilan dan kemakmuran. Demikian pula sebaliknya, dibutuhkan kemakmuran agar tercipta rasa menjadi satu bangsa. Hal itu dilandasi pemikiran bahwa terjadinya negara merupakan kehendak seluruh bangsa.
Nilai
Sejumlah nilai yang dimiliki para pahlawan tetap relevan dan dibutuhkan bangsa ini ke depan. Meski musuh dan tantangan yang dihadapi bangsa berbeda, nilai-nilai itu tetap diharapkan hadir di tengah-tengah masyarakat kita. Dibutuhkan para pahlawan yang berpikir toleran untuk hidup bangsa mereka.
Agar kebinekaan tetap lestari dan hidup bersama berjalan harmonis, beberapa nilai kepahlawanan diperlukan. Pertama, perlu manusia yang bisa menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Indonesia adalah masyarakat majemuk. Secara horizontal, berbagai kelompok masyarakat yang kini dikategorikan sebagai 'bangsa Indonesia' dapat dipilah-pilah ke dalam berbagai suku bangsa, kelompok penutur bahasa tertentu, ataupun ke dalam golongan penganut ajaran agama yang berbeda satu dengan lainnya. Hal itu mesti dipahami bukan sebagai kekurangan, melainkan kekayaan khazanah sosial Nusantara.
Kedua, tidak memaksakan hal yang bertentangan dengan prinsip hidup orang lain merupakan nilai pahlawan toleransi. Prinsip yang mestinya berkembang bahwa hak dan kebebasan seseorang tidak layak melanggar hak dan kebebasan orang lain. Ketiga, nilai pahlawan toleransi yang lain berpikir kepada kebaikan bersama dalam gerak langkahnya. Mengubah orientasi kebangsaan dari kebutuhan yang langka menjadi berlimpah. Sikap yang kini sulit dijumpai di negeri ini harus terus dipupuk. Rasa kebangsaan yang semakin besar yang bukan bangsa ini seakan semakin kecil dan terpecah.
Generasi bangsa saat ini bisa memberi sumbangan besar bagi rancang bangun kebangsaan. Sudah terlalu banyak paparan tentang kekecewaan mendalam atas apa yang terjadi pada bangsa ini. Kini saatnya membulatkan tekad untuk bertindak bersama mengadakan perubahan menuju arah yang lebih baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved