Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Ramadan di Tengah Pandemi

Imam Nur Suharno, Kepala HRD dan Personalia Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
20/4/2021 21:00
Ramadan di Tengah Pandemi
Imam Nur Suharno(Dok pribadi)

RAMADAN sudah hadir di tengah-tengah kita. Meskipun dalam situasi pandemi covid-19, kaum muslimin hendaknya tetap semangat dalam menyambut bulan suci ini dengan penuh suka cita. 
    
Terkait kehadiran Ramadan, dari Abu Hurairah RA, ia berkata, ketika Ramadan datang, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kepada kalian berpuasa, dibuka lebar pintu-pintu surga, ditutup rapat pintu-pintu neraka, dibelenggu tangan-tangan setan, di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang untuk mendapatkan kebaikannya maka sungguh ia terhalang dari kebaikan bulan puasa.” (HR Ahmad).

Hadis di atas memberikan pelajaran kepada kita kaum muslimin agar bergembira dengan hadirnya bulan suci ini. Tidak ada alasan untuk tak bergembira. Bagaimana mungkin seorang muslim tidak gembira, jika dibukakan untuknya pintu surga, ditutup pintu neraka, dan setan dibelenggu.

Hanya orang yang kadar imannya lemah yang tidak bergembira menyambut datangnya Ramadan. Sungguh merugi seseorang yang apabila tiba Ramadan namun terhalang untuk mendapatkan kebaikan di dalamnya. Beberapa upaya menyambut Ramadan dengan suka cita meski dalam kondisi pandemi; pertama, memperbanyak doa. Tidak ada yang dapat memberikan jaminan kita akan sampai di bulan suci ini kecuali Allah, maka teruslah berdoa. Allahumma balighna ramadhaan (Ya Allah, sampaikan kami pada Ramadan).  

Kedua, puasa sunah saat Sya’ban sebagai sarana latihan. Sebagaimana dikisahkan oleh Aisyah RA, “Rasulullah banyak berpuasa (pada Sya’ban) sehingga kita mengatakan, 'beliau tidak pernah berbuka dan aku tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali puasa Ramadan, dan aku tidak pernah melihat Rasulullah banyak berpuasa (di luar Ramadan) melebihi Sya’ban.” (muttafaq ‘alaih).

Ketika Rasulullah ditanya oleh Usamah bin Zaid mengapa banyak berpuasa di bulan Sya’ban, Rasul menjawab, “Karena bulan itu banyak dilalaikan manusia, padahal pada bulan tersebut akan diangkat amalan-amalan seorang hamba kepada Allah. Dan aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan sedang berpuasa." (HR Abu Dawud dan An-Nasa’i).

Ketiga, banyak membaca Alquran. Membiasakan membaca Alquran saat Sya’ban dapat mengantarkan kepada kebersihan jiwa. Sehingga saat memasuki Ramadan jiwa seseorang dalam keadaan bersih yang pada akhirnya akan mengantarkan untuk meraih ketakwaan.
    
Keempat, mengetahui keutamaan Ramadan. Dengan mengetahui keutamaan bulan suci ini, seseorang termotivasi untuk memaksimalkan Ramadan dengan berbagai amal ibadah yang pahalanya dilipatgandakan. (HR Bukhari dan Muslim). 

Ibadah di rumah
    
DR Akram Ridha dalam bukunya Buyutana fi Ramadhan memberikan tips praktis dalam mempersiapkan menyambut bulan suci Ramadan bersama keluarga di tengah wabah covid-19. Pertama, memberikan arahan kepada keluarga untuk memperbanyak puasa sunnah saat Sya’ban, seperti puasa sunnah Senin, Kamis, maupun puasa sunnah Ayyamul Bit (puasa tiga hari dipertengahan bulan, tanggal 13, 14, 15 bulan hijriyah).

Kedua, memperbanyak membaca Alquran setiap hari bersama keluarga. Membaca Alquran menghidupkan jiwa. Seseorang yang terbiasa membaca Alquran saat Sya'ban, akan semakin termotivasi membacanya di Ramadan. Sebab ia tahu di antara amalan mulia yang hendaknya dikerjakan saat Ramadan adalah memperbanyak membaca Alquran. 

Ketiga, menelaah buku-buku terkait ibadah puasa. Hal ini dapat dilakukan oleh sang ayah yang berperan sebagai guru keluarga. Pembiasaan menelaan buku bersama keluarga ini dapat mengantarkan keharmonisan dan keakraban dalam keluarga.

Keempat, membersihkan dan menghias rumah seindah mungkin untuk menyambut datangnya Ramadan. Juga dapat ditambah dengan kalimat-kalimat motivasi yang ditempel di dinding rumah, seperti kalimat ahlan wasahlan ya Ramadhan, Puasa yes, ngerumpi no.

Kelima, melakukan kunjungan (silaturrahim) kepada keluarga, tetangga, teman, terutama kepada kedua orang tua untuk saling memaafkan dan mendoakan.

Semoga kita kaum muslimin dapat menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan penuh keimanan dan ihtisaban. Sehingga dapat terampuni dosa-dosa kita, meraih derajat ketakwaan, dan dicabutnya wabah covid-19 dari atas muka bumi ini. Amin. 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya