Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
KONDISI penyebaran infeksi novel coronavirus (nCoV) sampai minggu ini tampaknya belum mereda. Sampai 10 Februari 2020, menurut web worldometer, jumlah kasus infeksi nCoV 40.553, dengan jumlah kematian 910 kasus, 6.494 kasus dalam kondisi penyakit yang berat, dan 3.324 dinyatakan sembuh.
Untuk kasus di Indonesia, informasi dari Dirjen P2P per 3 Februari 2020 sudah terkonfirmasi dari 34 spesimen yang dikirimkan dari 22 rumah sakit, terdiri atas 7 WNA dan 27 WNI, semua hasilnya negatif. Jadi, sampai saat ini memang sudah ada kasus suspect, tapi sampai sejauh ini pada kasus-kasus itu belum ada yang terkonfirmasi positif mengalami infeksi nCoV.
Penyakit ini memang tidak seganas SARS yang mempunyai angka kematian 9,6% lebih tinggi daripada nCoV yang hanya 2%.
Akan tetapi, tingkat penularan nCoV ini lebih cepat dari SARS. Bahkan pada beberapa negara, penyebarannya tambah memburuk.
Seperti yang terjadi pada negara tetangga kita, Singapura. Jumlah kasus sudah mencapai 43 orang. Sebanyak 5 kasus baru ternyata berhubungan dengan kasus sebelumnya dan tidak ada riwayat berkunjung ke Tiongkok. Bahkan, 1 kasus yang terdeteksi di Singapura ialah WNI.
Pemerintah Singapura melalui Perdana Menteri Lee Hsien Loong secara langsung menyampaikan pernyataan yang dibagikan melalui media sosial dengan menggunakan bahasa Melayu. Perdana Menteri menyampaikan status kewaspadaan atas penyebaran infeksi virus korona yang meningkat dari kuning menjadi oranye.
Kondisi oranye menunjukkan adanya gangguan sedang, penyakitnya berat, menyebar dengan mudah, tetapi belum menyebar secara luas di Singapura. Kondisi itu disampaikan untuk melindungi rakyat Singapura.
Pemerintah Singapura memang yang pertama kali menolak warga Tiongkok untuk masuk Singapura, termasuk warga asing yang dalam 14 hari habis berkunjung ke Tiongkok. Pemerintah Indonesia baru menerapkan aturan tersebut beberapa hari kemudian.
Kondisi penyebaran virus korona yang memburuk ini juga diperkuat bahwa ada kasus-kasus baru yang terjadi di luar negeri, antara lain di Prancis, yang diduga penularannya terjadi saat berada di Singapura. Pemerintah Indonesia sendiri melalui Menteri Luar Negeri sudah memberikan peringatan bagi WNI yang berada di Singapura.
Kondisi ini memang juga bisa mencemaskan WNI yang biasa melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke Singapura. Apalagi buat WNI yang mempunyai penyakit kronis tentu lebih berisiko untuk tertular infeksi korona.
Penyakit penyerta
Laporan ilmiah terakhir yang dipublikasikan pada jurnal ternama di bidang kedokteran, JAMA, per 7 Februari 2020, dari 138 pasien yang di rawat di Zhongnan Hospital, Universitas Wuhan, ternyata 46,4% pasien yang dirawat mempunyai penyakit penyerta, seperti hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, dan gagal ginjal. Bahkan, ada yang dengan HIV. Dengan begitu, masyarakat Indonesia yang akan berobat ke Singapura harus berpikir kembali saat ini.
Selain itu, laporan dari JAMA juga menyebutkan bahwa dari 138 pasien tersebut, 57 pasien tertular di RS, terdiri atas 40 pasien petugas kesehatan dan 17 pasien yang sedang dirawat di rumah sakit. Rumah sakit telah menjadi tempat penularan nCoV di rumah sakit ini.
Kita juga memaklumi sebagian masyarakat yang memilih berobat ke Singapura dengan berbagai alasan. Dari berbagai informasi yang didapat, termasuk keterangan dari pasien yang berobat ke Singapura, mereka merasa bahwa komunikasi dokter-pasien di Indonesia merupakan salah satu masalah kenapa mereka berobat ke Singapura. Mereka merasa tidak mendapat jawaban yang pasti tentang penyakit dan rencana selanjutnya pengobatan.
Mereka sebenarnya percaya bahwa kemampuan dokter-dokter ahli Indonesia tidak kalah dengan dokter Singapura. Akan tetapi, mereka beralasan bahwa waktu untuk berdiskusi dengan dokter ahli Indonesia sedikit dan mereka melihat dokter-dokter Indonesia terlalu dibebani banyak pasien.
Mudah-mudahan ke depan hal ini bisa diperbaiki. Hal itu mengingat sebagian masyarakat yang biasa berobat ke Singapura akan berpikir dua kali untuk berobat ke sana saat ini karena kondisi negara itu dalam keadaan kewaspadaan yang tinggi atas penyakit infeksi virus korona.
Rumah sakit top di kota-kota besar juga bisa memberikan pelayanan yang terbaik buat masyarakat kita yang biasa berobat di Singapura. Namun, kondisi perkembangan penyebaran infeksi korona saat ini di Singapura menunda mereka untuk kontrol atau berobat ke sana.
Kesempatan bagi pelayanan kesehatan terbaik negeri ini menunjukkan bahwa kita bisa memberikan pelayanan terbaik, sama baiknya saat mereka mendapatkan pelayanan tersebut di Singapura.
Sejauh yang saya ketahui, berbagai tindakan advanced di bidang kedokteran dapat dikerjakan di Indonesia, seperti transplantasi ginjal, transplantasi hati, radioterapi dengan alat-alat mutakhir, robotik, sarana-prasarana gama knife, juga sel punca di bidang ortopedi dan neurologi. Lalu, ada advanced gastroenterologi dan hepatologi serta operasi-operasi canggih di bidang bedah saraf, THT, dan mata, juga tindakan-tindakan lainnya.
Tentu kita berharap infeksi ini tidak menyebar di Indonesia. Oleh karena itu, upaya pencegahan harus dilakukan terutama oleh orang-orang yang berasal dari Tiongkok, juga negara tetangga dengan jumlah yang besar seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Jepang, dan Vietnam.
Vaksin penguat atau booster Covid-19 masih diperlukan karena virus dapat bertahan selama 50-100 tahun dalam tubuh hewan.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved