Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
TEPAT di bulan ini, tujuh tahun lalu, kawasan Asia Tenggara mencatat kasus terakhir polio virus liar. Tiga tahun berikutnya, pada 2014, Asia Tenggara dinyatakan sebagai kawasan bebas dari polio. Sejak itu tidak lagi ditemukan satupun kasus polio virus liardan jutaan anak terselamatkan dari risiko terkena penyakit yang menyebabkan kecacatan dan mengancam nyawa. Capaian kawasan ini dan kontribusinya terhadap eradikasi polio di dunia ialah salah satu cerita sukses terbesar di sejarah kesehatan masyarakat.
Kemajuan terus berlangsung. Tahun lalu jumlah anak-anak yang menyintas dan merayakan ulang tahun kelima mereka, jumlahnya 3 juta lebih banyak dari 1990. Tak salah jika hal ini dianggap sebagai capaian global paling dramatis. Kawasan Asia Tenggara berkontribusi menurunkan angka kematian anak usia di bawah lima tahun (balita) menjadi 25%, dari 37%, pada rentang waktu yang sama. Sebagai suatu kesatuan wilayah, Asia Tenggara telah mencapai tujuan pembangunan milennium (MDG) untuk menekan angka kematian balita, sementara itu beberapa negara dari 11 negara anggota WHO yang termasuk dalam kawasan ini bahkan berhasil melewati target kesehatan anak untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Anak-anak tidak lagi sekadar menyintas, tetapi juga tumbuh kuat, sehat dan menjadi orang dewasa yang produktif.
Untuk mempertahankan kemajuan ini dan memastikan semua negara mencapai target SDGs, percepatan upaya sangatlah diperlukan. Pada 2030 seluruh negara diharapkan telah menurunkan angka kematian balita setidaknya hingga 25 per 1.000 kelahiran hidup, sementara itu, angka kematian bayi setelah kelahiran (neonatal) setidaknya ditekan hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup. Kesehatan ibu–yang sangat terkait dengan dua hal tersebut–juga perlu ditekan hingga di bawah 70 per 1.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai seluruh target tersebut, diperlukan berbagai upaya yang terintegrasi.
Pertama-tama, negara anggota (WHO) harus memperluas akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu baik, terutama untuk perempuan, anak dan remaja, dengan menempatkan cakupan kesehatan menyeluruh (Universal Health Coverage disingkat UHC) sebagai prioritas utama. Melalui investasi terarah, negara dapat mengurangi penyebab-penyebab utama kematian ibu, bayi dan balita (yang merupakan program prioritas regional), termasuk mengatasi masalah komplikasi karena kelahiran prematur, pneumonia, asfiksia, diare, sepsis, dan cacat bawaan.
Pelayanan kesehatan yang bermutu baik akan meningkatkan pertolongan kelahiran di fasilitas kesehatan. Bersamaan dengan Dekade Aksi bagi Sumber Daya Manusia di Bidang Kesehatan, suatu cara meraih tujuan tersebut ialah dengan merekrut lebih banyak tenaga kesehatan, meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan di berbagai tingkatan layanan, dan menemukan cara inovatif untuk mempertahankan tenaga kesehatan di daerah rural dan terpencil. Kedua, negara anggota perlu memusatkan perhatian pada upaya mitigasi dan penanggulangan berbagai penyebab spesifik kematian anak. Itu ialah bagian tak terpisah dari UHC. Misalnya, pada negara yang keadaan kesehatan anak dinilai cukup baik, bisa saja angka kematian pada kelompok ekonomi lemah dan termarginalisasi lebih tinggi dari angka nasional, akibat gangguan kesehatan yang sebenarnya mudah dicegah seperti pneumonia dan diare.
Upaya menyediakan akses bagi air bersih dan aman, sanitasi, serta mengurangi polusi udara di dalam ruangan atau rumah, pemerintah di berbagai negara dapat mendorong kemajuan yang tidak hanya menekan angka kematian dari penyakit tersebut, tapi juga memastikan tak seorang anak pun tertinggal (untuk mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan). Hal lain yang menjadi pendukung tercapainya keadaan yang diinginkan ialah peningkatan kebiasaan sehat seperti cuci tangan dan penggunaan toilet yang sehat, serta pemberian air susu ibu eksklusif selama 6 bulan pertama di kehidupan anak.
Ketiga, kita tak dapat mudah puas. Pemerintah harus terus memperkuat program imunisasi rutin, termasuk surveilans. Pada beberapa tahun terakhir, peningkatan imunisasi rutin telah menyumbang pada capaian regional bagi kesehatan bayi, anak dan ibu, termasuk eliminasi tetanus maternal dan neonatal. Menimbang upaya bersama kawasan ini untuk eliminasi campak–salah satu pembunuh utama anak–di 2020, pemerintah negara perlu memastikan bahwa setiap anak menerima dua dosis vaksin kombinasi campak dan rubela. Butan dan Maladewa telah berhasil melakukan eliminasi campak dan rubela sehingga bagi kedua negara ini, target 2020 sudah tercapai.
Sangatlah penting, bahwa negara-negara anggota berupaya lebih dari sekedar memenuhi target. Langkah berikut ialah memastikan bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk hidup, tumbuh, dan berkembang, terutama di era yang tersedia begitu banyak kesempatan. Itu juga berarti memastikan bahwa setiap anak mendapatkan makanan bergizi dan memiliki energi untuk melakukan kegiatan fisik dan bermain. Itu juga berarti memastikan bahwa setiap anak hidup di lingkungan yang bahaya kesehatan ditekan serendah mungkin atau bahkan dihilangkan, dan bahwa tumbuh kembang anak mendapatkan investasi cukup, dan dirawat dengan baik, terutama dalam tiga tahun pertama kehidupannya. Ini artinya juga memastikan anak-anak tumbuh hingga usia remaja, yang kemudian mereka mendapatkan akses kesehatan yang diperlukan untuk melanjutkan kehidupan sesuai kebutuhan pada setiap tahap kehidupan manusia.
Semua target ini, bahkan mungkin lebih, mungkin untuk dicapai. Kemenangan kawasan ini terhadap polio membuktikan bahwa kesehatan dan kesejahteraan generasi dapat ditingkatkan dengan pemilihan prioritas yang tepat dan penetapan komitmen untuk mencakup seluruh anggota masyarakat. Dengan negara-negara terus bekerja keras menurunkan kematian bayi, anak dan ibu, hingga tahap yang ditetapkan SDGs, atau malah melebihi target. Momentum itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Anak-anak kita ialah masa depan kita. Masa depan yang sehat, harus dimulai hari ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved