Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
RAUNGAN mesin jet terdengar menderu di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sepanjang 30 November, 2 Desember.
Sepanjang tiga hari itu, sejumlah pembalap Formula 1 dan Grand Prix 2 melakukan tes pascamusim untuk menindaklanjuti musim balap yang baru saja berakhir di sirkuit yang sama sepekan sebelumnya.
Salah satu raungan mesin mobil balap kursi tunggal itu berasal dari mobil berwarna hitam yang dikemudikan pembalap berusia 20 tahun asal Indonesia, Muhammad Sean Gelael.
Mobil yang dikemudikan Sean milik tim Arden International yang merupakan tim balap bentukan Hormer bersaudara sejak 1997.
Arden International akan menjadi bagian dari petualangan Sean berikutnya di ajang GP2 setelah satu musim balap penuh tahun ini membela tim Pertamina Campos Racing.
Tim yang dibela Sean bersama pembalap asal Selandia Baru, Mitch Evans, itu membawa Sean meraih 24 poin tahun ini.
Di akhir musim balap 2016, Sean mengakhiri kiprahnya di peringkat ke-15 klasemen pembalap.
Adaptasi Sean bersama Arden International yang pada 2016 berada di urutan terakhir klasemen konstruktor berjalan dengan mulus.
Dari tiga sesi latihan pascamusim, Sean menunjukkan diri mampu selalu memacu mobil balapnya dengan catatan waktu yang terus berakselerasi.
Di sesi terakhir, Sean menjadi pembalap tercepat ke delapan dengan catatan waktu 1 menit 49,385 detik.
"Sejauh ini semuanya bagus dan saya cukup senang. Saya juga berterima kasih kepada tim Arden karena kerja sama kami selama sesi latihan cukup baik. Mudah-mudahan ke depan semuanya bisa berjalan sesuai dengan yang kami harapkan," kata Sean yang didukung Jagonya Ayam KFC Indonesia selama menjadi pembalap.
Sean masih menjadi satu-satunya pembalap yang akan membela tim Arden musim depan.
Tim asal Inggris itu masih menimbang sejumlah pembalap yang akan dijadikan sebagai tandem Sean untuk mengarungi musim balap GP2 2017.
Beberapa di antaranya Antonio Giovinazzi, Luca Ghiotto, Norman Nato, dan Jordan King.
Keputusan Sean untuk bergabung dengan Arden International juga melengkapi ambisi tim yang bermarkas di Banbury, Oxfordshire, Inggris, itu untuk bersiap lebih dini menatap balapan tahun depan.
Selain merekrut Sean, Arden International merekrut teknisi berpengalaman yang sebelumnya berkarier bersama ART Grand Prix, Gaetan Jego.
Munculnya Jego yang sarat pengalaman sebagai teknisi dan mekanik mobil balap kursi tunggal sejak 2004 menambah kepercayaan diri Sean untuk bisa menelurkan prestasi di balapan GP2 tahun depan.
Posisi terakhir Jego yang merupakan lulusan ESTACA Prancis, sekolah mesin ternama di Prancis, ialah kepala teknisi ART pada balapan DTM.
"Ya, saya senang dan bersemangat untuk menatap balapan musim depan. Tentu saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada tim Campos Racing yang telah bekerja sama selama satu musim penuh. Saya mendapat banyak pelajaran dan pengalaman. Namun, saya membutuhkan suasana baru dan tantangan baru untuk musim depan," ujar Sean.
Belajar dari kegagalan
Balapan satu musim penuh GP2 2016 yang terdiri atas 11 seri bersama Pertamina Campos Racing merupakan modal berharga bagi Sean untuk membalap lagi di ajang yang berada satu tingkat di bawah F1 itu tahun depan.
Sean sukses memenuhi target masuk 15 besar klasemen pembalap bersama dengan Campos akhir musim balap tahun ini.
Sebagai pembalap yang terhitung debutan membalap semusim penuh di GP2, Sean menunjukkan performa yang menjanjikan.
Putra mantan pembalap nasional, Ricardo Gelael, itu tercatat dua kali meraih poin pada balapan tahun ini dengan salah satu diantaranya meraih podium kedua di seri Austria, awal Juli silam.
Hebatnya, dua kali raihan poin yang didapat Sean terjadi pada feature race, balapan pertama di setiap seri GP2 yang memiliki konsep sama dengan balapan F1, yaitu pembalap dituntut untuk bisa mengatur penggunaan ban dengan baik karena pembalap diwajibkan melakukan pit stop di tengah balapan.
Sayang, sejumlah masalah pada mesin mobil membuat Sean harus melupakan menutup balapan dengan baik di seri Abu Dhabi.
Sean gagal finis pada feature race dan hanya finis di urutan ke-21 saat balapan sprint.
"Ini memang balapan yang tidak mudah. Tentu saya kecewa karena tak berhasil menyumbang poin," tutur Sean kala itu.
Pada musim penuh pertamanya di GP2 tahun ini, Sean mengaku banyak belajar baik dari kegagalan maupun saat dia berhasil meraih podium pertamanya di Sirkuit Red Bull Ring, Austria.
Atmosfer balapan GP2 yang ketat pun sudah mulai dipahami Sean.
Meski belum mampu menyodok ke posisi yang lebih tinggi, Sean yang menyukai music hip hop masih bisa berbangga diri karena mendapatkan penghargaan dari GP2 sebagai pembalap dengan desain helm terbaik.
Ketertarikan Sean dengan hip hop ia aplikasikan dalam desain helmnya, dibarengi dengan sejumlah tokoh olahraga, seperti Michael Jordan.
"Buat saya ini ekspresi dari seni. Saya suka hip hop dan saya juga menampilkan tokoh-tokoh inspiratif dunia yang menjadi idola saya. Tentu saya senang dengan penghargaan ini yang membuat saya kian termotivasi untuk meraih hasil lebih bagus lagi pada balapan mendatang," kata Sean.
Sudah bersiap
Kini tuntutan untuk Sean ialah mempersiapkan diri dengan baik sebelum memulai balapan GP2 tahun depan.
Setelah sesi latihan pascamusim tiga hari selepas seri balapan 2016 berakhir, kini pembalap akan menghadapi libur panjang hingga Maret-April tahun depan sebelum balapan GP2 2017 dimulai.
Namun, sejumlah persiapan dini telah dilakukan tim-tim lain, bukan hanya Arden International yang sudah pasti dibela Sean.
Prema Racing, misalnya, tim yang mengantarkan Pierre Gasly menjadi juara GP2 2016, kini sudah bersiap dengan dua pembalap baru, Charles Leclerc, juara GP3 2016, dan Antonio Fuoco.
Selain Prema Racing, tim lain yang mulai bersiap ialah MP Motosport yang secara resmi telah mengumumkan satu pembalap mereka, yakni Sergio Sette asal Brasil.
Sementara itu, ART Grand Prix akan memakai jasa pembalap asal Thailand yang menjadi runner-up GP3 2016, Alexander Albon.
Leclerc, Fuoco, dan Albon merupakan beberapa wajah baru yang akan menjadi pesaing Sean di balapan musim depan.
Dalam balapan tahun depan, belum ada target yang dibebankan kepada Sean.
Namun, jika ditilik dari prestasinya pada balapan 2016 yang sukses masuk 15 besar klasemen pembalap, Sean layak ditargetkan mampu menyelesaikan musim balap tahun depan pada posisi yang lebih tinggi.
Bahkan, bukan tidak mungkin, dengan dukungan tim yang padu dan mobil yang mumpuni, Sean dapat masuk posisi lima besar di akhir musim balap 2017.
Kita tunggu saja kiprah Sean membawa bendera Indonesia di GP2 2017.
Semoga sukses, Sean!! (R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved