Headline

Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.

Sejarah kembali Dalam Genggaman Murray

Nurul Fadillah
07/11/2016 07:25
Sejarah kembali Dalam Genggaman Murray
(AFP / MIGUEL MEDINA)

PENANTIAN dan semua kerja keras Andy Murray tidak sia-sia.

Setelah selama tujuh tahun 76 pekan, ia hanya menjadi pendamping Novak Djokovic di posisi kedua.

Namun, Murray akhirnya merebut rangking pertama dunia dari tangan petenis Serbia tersebut.

Rona kepuasan pun tergambar di wajah petenis asal Skotlandia tersebut.

Apalagi, ia relatif tidak perlu harus banyak memeras keringat untuk menduduki posisi itu.

Petenis berusia 29 tahun itu berhak menyandang status petenis setelah memastikan tiket ke final turnamen Paris Masters.

Uniknya, tiket itu diraih Murray tanpa harus bekerja keras di lapangan lantaran lawannya, Milos Raonic, mengalami cedera pada kakinya yang didapat saat mengalahkan Jo-Wilfried Tsonga di perempat final.

Meski begitu, bukan berarti perjuangan Murray untuk menduduki peringkat pertama berjalan mudah.

Ia bahkan membutuhkan waktu dan proses yang panjang untuk menggeser Djokovic dari singgasananya.

Faktanya, selama 12 tahun berkarier sebagai petenis profesional, Murray hanya bisa melihat Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic bergantian menduduki peringkat pertama ataupun menjadi kampiun di turnamen grand slam.

Titik balik Murray boleh dibilang ketika dia sukses menjuarai grand slam Amerika Serikat Terbuka 2012 silam.

Setelah itu, gelar demi gelar bergengsi pun dia raih, termasuk saat menjuarai Wimbledon 2013 dan 2016, serta medali emas Olimpiade Rio 2016.

"Saya pikir menjadi petenis peringkat pertama ialah hal yang paling memuaskan. Rasanya sangat sulit merealisasikannya selama perjalanan karier lantaran ada banyak petenis yang hebat di sekeliling saya," ujar Murray.

"Setidaknya ada tiga petenis terbaik yang telah bermain dan membutuhkan waktu beberapa tahun untuk dapat mencapai masa kejayaan. Mereka terlebih dahulu harus meraih gelar grand slam dan banyak gelar Masters Series sehingga sangat-sangat sulit untuk dapat menggapainya."


Beri pujian

Di sisi lain, prestasi yang ditorehkan Murray mendapat pujian dari pesaingnya, Djokovic.

Alih-alih kecewa mahkotanya direnggut, dirinya justru menilai Murray layak mendapatkan posisi tersebut setelah performanya yang sangat memukau di paruh musim terakhir.

"Tidak dapat diragukan lagi, saya sangat menghormatinya atas apa yang ia lakukan. Semua yang dapat saya rasakan adalah dia berhak mendapatkan posisinya saat ini," ujar Djokovic.

Penampilan Djokovic memang tampak menurun dalam beberapa bulan terakhir.

Kendati the Joker tampil apik di awal musim dengan meraih tiga gelar Master Series dan memenangi gelar Prancis Terbuka pertamanya sebagai pelengkap kariernya di grand slam, permainannya justru menurun dalam beberapa bulan terakhir.

Sejak kemenangannya di ajang Rogers Cup, Djokovic bahkan selalu terdepak di babak-babak awal, termasuk di Olimpiade Rio de Janeiro.

Sejak itu, momok kekalahan satu per satu mulai menghantui Djokovic. (AFP/AP/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya