SUNDULAN Legimin Rahardjo di penghujung laga akhirnya membawa PSMS Medan menjadi juara Piala Kemerdekaan. Di final di Stadion Bung Tomo, Surabaya, 'Ayam Kinantan' menundukkan Persinga Ngawi 2-1. PSMS pun berhak mendapatkan hadiah Rp1,5 miliar. Persinga mendapat Rp1 miliar.
Sebagai tim kuda hitam, Persinga sebenarnya tampil menonjol di babak pertama. Terbukti pada menit 26 Jefri Kurniawan mampu membawa Persinga unggul terlebih dahulu.
Dewi Fortuna semakin berpihak kepada Persinga sebab pemain PSMS Medan Asrul Rohundua dikeluarkan wasit setelah menerima dua kartu kuning. Sayang keuntungan di depan mata tidak mampu dimanfaatkan Persinga.
Justru PSMS akhirnya mendapatkan momentum bangkit. Pemain yang baru 8 menit turun, Aldino Herdianto, mampu menyamakan kedudukan pada menit 61. Legimin pun memastikan gelar juara seusai memanfaatkan tendangan bebas pada menit 90.
Ironisnya setelah Piala Kemerdekaan selesai, muncul pengakuan dari wasit Dadan Suhandra bahwa dirinya belum mendapat honor sepeser pun.
"Yang jelas kami mempertanyakan komitmen dari Tim Transisi dan Menpora. Mereka telah berjanji menyejahterakan kami sebagai wasit. Tapi yang ada kami pakai uang sendiri. Saya bersama wasit lainnya akan segera melaporkan hal ini," jelasnya.
Sebelumnya, Tim Transisi menggelar penyegaran terhadap lebih dari 100 wasit. Dalam pernyataannya, Tim Transisi berjanji bakal memperhatikan kesejahteraan wasit dengan menaikkan honor dari Rp2,5 juta per pertandingan menjadi Rp5 juta.
Tidak hanya wasit, match fee untuk klub juga belum banyak dibayar. Kalteng Putra, misalnya, mengaku belum menerima match fee senilai Rp125 juta dari tim transisi.
Koordinator Pokja Komunikasi Tim Transisi Cheppy T Wartono mengaku telah mendistribusikan kewajibannya tersebut kepada Asosiasi Wasit Profesional Indonesia (Awapi). "Kami akui memang belum sepenuhnya kami berikan kepada Awapi. Masih sekitar 70%-80% dan akan kami lunasi setelah turnamen berakhir."
KLB Kini setelah Piala Kemerdekaan, Tim Transisi mulai mengalihkan bidikan untuk fokus mereformasi tubuh PSSI. Cheppy mengaku akan segera melanjutkan langkah konkret untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
"Yang jelas keberadaan kami untuk menciptakan PSSI yang baru, yaitu dengan menciptakan KLB yang disesuaikan dengan road map nasional. Kami akan menggelar sarasehan agar kita punya pandangan untuk membangun PSSI lebih baik lagi," ujar Cheppy.
Soal rencana KLB itu ditanggapi dingin oleh Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Mattalitti. Menurutnya, usul munculnya KLB menjadi sesuatu yang naif. KLB hanya bisa muncul jika pengurus melakukan kesalahan fatal dan diajukan anggota PSSI lainnya.
"Mana bisa ada KLB tanpa ada voters-nya," katanya. (R-1)