Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
KEGAGALAN para pebulu tangkis junior Indonesia menembus rangking 10 besar dunia dalam beberapa tahun terakhir mengindikasikan ada yang salah dalam pembinaan selama ini. Hal tersebut semestinya menjadi tanggung jawab kepengurusan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Itu sebabnya kepengurusan PBSI mendatang harus mengaplikasikan program akselerasi atau percepatan untuk mengatasi ketertinggalan dari negara-negara lain yang mulai melahirkan pebulu tangkis muda potensial. Mantan pelatih nasional Mulyo Handoyo mengungkapkan hal tersebut kepada Media Indonesia di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, saat ini kualitas pemain senior dengan junior di Indonesia sangat timpang. Tidak mengherankan jika Indonesia masih saja mengandalkan muka-muka lama untuk menjadi juara di turnamen sekelas super series, kejuaraan dunia, ataupun Olimpiade.
"Ini fakta. Selama tiga tahun terakhir ini kita gagal melahirkan atlet-atlet junior berprestasi. Buktinya tidak ada pemain muda kita yang masuk 10 besar dunia. Padahal, kita punya potensi yang besar," kata Mulyo.
"Kita harus punya program akselerasi. Jangan sampai kita malah makin ketinggalan. Kita lihat Carolina Marin dan Viktor Axelsen saja sudah bisa mendapatkan medali Olimpiade di usia awal 20-an. Sementara itu, kita di kejuaraan kelompok umur internasional, belum banyak yang muncul," lanjut pelatih yang sukses mengantarkan Taufik Hidayat meraih emas di Olimpiade Athena 2004 itu.
Mulyo yang pernah juga melatih di Singapura tidak memungkiri untuk turnamen, baik itu senior maupun kategori kelompok umur, saat ini memang menjamur di Indonesia. Sayangnya, belum banyak yang bisa diorbitkan PP PBSI.
"Saya pikir seharusnya bakat-bakat itu ditampung. PBSI bisa membuat timnas pelapis mulai senior sampai timnas U-13 misalnya. Di samping itu, sentra latihan di daerah, juga di klub, perlu dihidupkan kembali, sehingga pembinaan bisa dilakukan secara merata, tidak hanya terpusat di Jawa," katan dia.
Hal senada dikatakan pengamat olahraga Anhar Nasution. Menurut dia, potensi pebulu tangkis muda di seluruh provinsi di Indonesia belum terlalu dilirik PP PBSI di bawah pimpinan Gita Wirjawan. Itu sebabnya dia berharap momentum Munas PBSI nanti bisa menghasilkan pemimpin baru yang lebih memperhatikan lagi potensi daerah sehingga regenerasi pebulu tangkis Indonesia terus berjalan.
"Harusnya muncul pemimpin yang nanti memang hobi terhadap olahraga bulu tangkis. Kalau sudah hobi kan dia rela mengorbankan segalanya untuk bulu tangkis, uang, waktu, bahkan bisa saja tidur pun dia di situ. Sudah cukuplah karena selama empat tahun terasa tidak ada perubahan karena kesuksesan Olimpiade pun sudah dirintis sebelum Gita," kata Anhar yang juga mantan anggota DPR. (Gnr/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved