Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Tuntut Konsistensi Pemerintah Pusat

Baharman
09/9/2015 00:00
Tuntut Konsistensi Pemerintah Pusat
(MI/BAHARMAN)
PENGALAMAN menggelar ajang multiajang nasional dan internasional, menjadi salah satu modal utama Sumatra Selatan (Sumsel) untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018. 'Bumi Sriwijaya' yang berpenduduk 8 juta jiwa itu memiliki deretan panjang menggelar ajang olahraga.

Sebut saja Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI yang digelar di Kota Palembang pada 2004. Kemudian SEA Games XVI 2011, Islamic Solidarity Games (ISG) 2013, serta ASEAN University Games (AUG) pada 2014. Belum lagi sepanjang 2011 hingga 2014, tercatat ada 17 event olahraga yang telah dipertandingkan di kompleks Jakabaring Sport City (JSC), kompleks olahraga kebanggaan warga Sumatra Selatan.

Namun, bagaimana sesungguhnya persiapan yang telah dilakukan provinsi 'Wong Kito' untuk menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar bangsa-bangsa di Asia 2018 mendatang? Wartawan Media Indonesia Baharman menanyakan hal itu kepada Gubernur Sumsel Alex Noerdin. Berikut petikan wawancaranya:

Apa modal Sumsel untuk menggelar Asian Games 2018?
Modal kita itu Jakabaring. Pada 2010, Jakabaring merupakan kawasan rawa seluas 325 hektare yang terletak di tengah Kota Palembang. Kita punya waktu 10 bulan untuk mengubah rawa tersebut menjadi kawasan olahraga (sport city).

Banyak orang yang tidak percaya kami bisa melakukan itu. Itu semua tantangan yang luar biasa karena dananya tidak jelas. Selain itu, tantangan yang kami hadapi sangat berat seperti cuaca ekstrem saat kita mengerjakan konstruksi dasar. Ketika itu datang hujan terus-menerus, tetapi di luar lokasi proyek tidak hujan. Sebaliknya, di saat akan dilakukan penghijauan ternyata kawasan Jakabaring malah kering dan di sekitarnya terjadi hujan lebat.

Namun, kami tetap jalan terus. Kemudian, soal dana yang tidak jelas dan ditambah heboh kasus wisma atlet. Itu semua men-down grade semangat kita semua. Saya kemudian berkantor di Stadion Gelora Jakabaring agar dapat mengawasi pekerjaan pembangunan selama 24 jam untuk memberikan semangat kepada seluruh pekerja yang terlibat. Bahkan, makan pun saya di dapur umum bersama sekitar 5000 pekerja. Alhamdulillah semua dapat terlaksana dengan baik.

Apakah Sumsel betul-betul sudah siap menjadi tuan rumah?
Wisma atlet JSC mampu menampung 2.570 atlet di tiga blok bangunan dengan fasilitas setara dengan hotel bintang tiga. Selain itu, ada dinning hall yang sanggup menampung 1.500 atlet untuk makan bersama. Di dekat wisma atlet, sedang dibangun tiga tower rusunawa lima lantai, bantuan Kementerian Pekerjaan Umum. Nantinya, wisma atlet dan rusunawa dapat menampung 7.000 atlet. Artinya, 80% cabang olahraga dapat digelar di JSC.

Apa kelebihan lain yang dimiliki JSC?
JSC terintegrasi di satu wilayah. Untuk menuju venue olahraga dari wisma atlet, dapat berjalan kaki paling lama 6 menit. Umpamanya, dari wisma atlet ke lapangan tenis, cukup 1 menit, venue atletik 2 menit, ke akuatik cukup 5 menit, dan paling jauh ke venue panahan serta venue menembak yang memerlukan waktu 6 menit.

Benarkah fasilitas Jakabaring terbaik untuk olahraga air?
Di JSC, ada danau 40 hektare yang merupakan salah satu yang terbaik untuk ski air dan rowing (dayung). Di tempat itu, sudah dua kali digelar kejuaraan dunia dan sekarang lintasannya sedang diperpanjang 1.000 meter lagi. Rasanya tidak ada arena rowing yang letaknya di tengah kota seperti di JSC.

Lihat saja Incheon, atlet harus naik bus selama 2 jam. Di Jakarta, kalau rowing harus ke Cipule, Karawang, atau Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Itu terlalu jauh.

Bukankah penilaian untuk Asian Games tidak hanya venue, tetapi juga fasilitas lainnya?
Yang termasuk penting ialah soal keamanan, infrastruktur termasuk komitmen masyarakat dan pemerintah daerah. Komitmen kita sudah teruji sejak dulu. Begitu pula soal keamanan. Ada dua hal yang kita jaga di Sumsel tidak boleh terjadi dan Insyaallah tidak akan terjadi.

Sejak saya menjadi gubernur, kerusuhan antaretnik dan kerusuhan antarumat beragama sangat dijaga agar tidak terjadi di sini (Sumsel). Itulah salah satu kelebihan Sumsel yang menjadi dasar pembangunan di Sumsel. Maka itu, tolong kepada media massa mari bersama kita menjaga itu semua.

Kapan target sarana yang dibutuhkan untuk Asian Gems 2018 rampung?
Semuanya akan selesai pada saat test event, yakni pada April 2017, kecuali dua Jembatan Musi yang ditargetkan awal 2018. Pokoknya, semua dapat rampung enam bulan sebelum Asian Games 2018 digelar.

Berapa cabang olahraga yang bisa digelar di Sumsel?
Berapa pun. Sumsel disebut kebagian 11 cabang olahraga, tetapi itu belum final.

Apa ada persiapan khusus menghadapi Asian Games 2018?
Tidak ada. Sekarang strategis pengembangan wilayah sebuah negara memanfaatkan event olahraga internasional dengan tidak dilaksanakan di ibu kota negara, tetapi di kota lain supaya daerah itu ikut berkembang agar setara dengan ibu kota negara.

Contohnya Incheon, Korea Selatan, tahun lalu menjadi tuan rumah. Sebelumnya juga di Busan, Korea Selatan, kemudian di Guangzhou, Tiongkok, Hirosima, Jepang.

Bagaimana dengan di Indonesia?
Di Indonesia, sebagian elite seakan memaksa Asian Games 2018 di Jakarta. Padahal, di Jakarta saja belum ada wisma atlet. Baru mau dibangun di Kemayoran, tapi lahan masih bermasalah. Kemudian mau bangun stadion di Jakarta Utara juga lahan bermasalah.

Katakanlah masalahnya selesai dan mereka bangun itu semua, tetapi ada masalah lain, yakni bagaimana mengangkut atlet dari Kemayoran ke Jakarta Utara. Saya rasa tidak akan selesai dalam waktu dua tahun.

Bagaimana Sumsel dan Jakarta akhirnya ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 2018?
Setelah sukses menggelar SEA Games XVI 2011 Palembang, Ibu Rita Subowo (Ketua KOI) mengatakan agar Pak Alex (Noerdin) siap-siap Sumsel menjadi tuan rumah Asian Games.

Kemudian, kami mengirimkan surat ke Presiden OCA Sheikh Ahmad al Fahad al Sabah di Kuwait dengan memberikan informasi bahwa kami punya JSC (Jakabaring Sport Center) dan fasilitas lain dengan berbagai pengalaman sebagai tuan rumah event olahraga internasional.

Apa jawaban Presiden OCA?
Surat kami direspons positif dan diminta mempersiapkan semuanya agar dapat ikut dalam bidding (penawaran) menentukan tuan rumah Asian Games XVIII. Sayangnya, pemerintah pusat tidak mengajukan Jakabaring, tetapi Jawa Timur.

Akhirnya, Indonesia kalah dalam proses bidding melawan Hanoi, Vietnam. Hanoi waktu itu baru mau membangun fasilitas olahraga yang di-back up Tiongkok sehingga mereka siap membangun semuanya dalam waktu singkat.

Setelah itu?
Setelah satu tahun lebih, rupanya Tiongkok dan Vietnam terlibat dan Tiongkok menarik dukungan. Vietnam kemudian mengundurkan diri. Ibu Rita melobi OCA dan didukung negara Asia Tenggara yang sudah merasakan SEA Games sukses di Palembang.

Indonesia juga didukung negara-negara Islam di Asia karena Islamic Solidarity Games juga sukses digelar di Sumsel. Akhirnya, ditunjuklah Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 melalui pemungutan suara.

Berarti Sumsel punya kontribusi besar membawa Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018?
Itu faktanya dan berkah bagi kita. Kami mengharapkan pemerintah pusat konsisten atas kesepakatan tuan rumah tersebut. Dengan demikian, tuan rumah bisa segera mempersiapkan diri. Jangan sampai berkah menjadi musibah karena kita kurang persiapan.

Apa keuntungan Sumsel menjadi tuan rumah Asian Games 2018?
Sebagai gambaran, pada 1962, Bung Karno menghadapi dua pilihan, yakni beli beras atau menjadi tuan rumah Asian Games IV. Bung Karno pilih menjadi tuan rumah. Dari situ, dibangunlah stadion olahraga di Senayan, Hotel Indonesia, berbagai fasilitas olahraga, jembatan Semanggi, dan by pass ke arah Tanjung Priok. Pilihan Bung Karno tepat.

Dalam waktu singkat, Jakarta yang dulu disebut kampung besar berubah menjadi kota metropolitan. Setelah 53 tahun, kini Asian Games kembali digelar di Indonesia, tidak hanya di Jakarta, tapi juga di Sumsel.

Apa pesan untuk rakyat Sumsel dalam menyambut Asian Games 2018?
Sumsel itu hanya satu dari 34 provinsi di Indonesia dan bukan pula provinsi yang besar, tidak kaya. Kami provinsi di luar Jawa yang selama ini harus menarik perhatian semua orang agar diperhatikan. Jadi, sebuah kebanggaan bagi kami sejak PON yang digelar pertama di luar Jawa pada 2004.

Dengan adanya Asian Games, ada perintah Presiden agar semua pembangunan di Sumsel harus selesai sebelum 2018. Berarti sekarang terus dilakukan pekerjaan maka ada puluhan triliun uang mengalir ke Sumsel. Dampaknya luar biasa bagi perekonomian Sumsel di tengah lesunya ekonomi nasional dan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika.

Kami di Sumsel, selain mengembangkan olahraga juga sekaligus mendapatkan infrastruktur bantuan APBN atau pihak ketiga secara cuma-cuma. Jadi, bukan games-nya itu sebagai tujuan utama. Games (pesta olahraga) hanya berlangsung dua pekan, tetapi setelah itu berbagai fasilitas dan infrastruktur tetap milik Sumsel.(R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya