Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
PETENIS putri Rusia, Maria Sharapova, mengaku tengah menikmati salah satu hari paling indah dalam hidupnya setelah Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) memutuskan memangkas hukuman skorsnya menjadi 15 bulan dari sebelumnya dua tahun. Ia pun mengaku sudah tidak sabar lagi untuk mengayunkan raket di lapangan.
“Saya baru saja melewati hari-hari terberat dalam karier saya pada Maret lalu, ketika saya belajar dari hukuman. Sekarang saya menikmati hari terindah ketika mengetahui bahwa saya sudah bisa main lagi pada April mendatang,” kata Sharapova yang posisinya kini melorot ke urutan 35 pada rangking WTA.
Dengan pengurangan masa skors tersebut, mantan petenis nomor satu dunia itu dipastikan sudah bisa bermain lagi pada April 2017. Namun, ia amat mungkin belum bisa bermain di dua turnamen grand slam Prancis Terbuka yang digelar pekan ketiga Mei dan Wimbledon (Juni).
Hal itu disebabkan Sharapova tidak punya cukup poin saat kembali nanti, dan rangking pun semakin jauh. Satu-satunya harapan, lewat wild card.
Namun, pemilik lima gelar grand slam itu sepertinya tidak terlalu peduli. Baginya, bisa bermain tenis lagi sudah merupakan sebuah kesenangan.
“Proses sudah selesai, saya berharap ITF (Federasi Tenis Dunia) dan otoritas antidoping belajar dari situasi ini. Saat ini, saya sudah tidak sabar untuk bermain lagi. Saya merasa sesuatu yang saya sukai sempat direnggut, dan kini dia telah kembali,” ujarnya.
Sharapova semula diskors dua tahun setelah diketahui positif menggunakan medication meldonium pada turnamen Australia Terbuka. Padahal, menurut Sharapova, ia sudah menggunakan obat tersebut selama 10 tahun untuk mengurangi rasa sakit. Medication meldonium baru resmi dilarang pada 1 Januari 2016, atau beberapa hari sebelum turnamen Australia Terbuka.
Kondisi itu pula yang disesali petenis Inggris Andy Murray. Menurut petenis nomor dua dunia itu, kasus Sharapova tersebut bisa menjadi preseden dalam dunia olahraga, khususnya tenis.
“Situasinya sulit karena saya pikir WADA membuat kesalahan dengan meldonium. Banyak atlet yang bisa lepas (dari sanksi) karena mereka (WADA) tidak tahu berapa lama zat itu bisa bertahan,” kata pemegang medali dua emas Olimpiade tersebut.
Terlepas dari polemik tersebut, sejumlah kalangan menyambut gembira dengan bakal kembalinya Sharapova. Salah seorang yang senang dengan kabar tersebut ialah Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko. “Saya sangat senang untuk Maria, meski saya pikir seharusnya CAS mencabut sepenuhnya skors tersebut,” tegas Mutko dikutip kantor berita Rusia, TASS.
Penebusan dosa
Mantan petenis nomor satu dunia asal Spanyol Rafael Nadal terus berjuang mengobati kekecewaannya tahun ini lantaran kerap dirongrong cedera. Usaha tersebut kali ini dilakukan Nadal di turnamen Tiongkok Terbuka.
Kemarin, pemegang 14 gelar grand slam itu sukses memastikan tiket ke babak 16 besar setelah mengalahkan petenis peringkat 39 dunia asal Italia, Paolo Lorenzi 6-1, 6-1.
“Ketika Anda mengalami cedera selama dua bulan setengah pada pertengahan musim, itu sangat sulit. Pasalnya, Anda hanya punya sedikit waktu untuk memperbaiki rangking. Jadi tentu saja setiap kemenangan menjadi sangat penting untuk lolos ke World Final Tour,” cetus Nadal. (AFP/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved