Pascarekomendasi penundaan kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 oleh Tim 9 Kemenpora dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Jumat (13/2), PT Liga Indonesia selaku operator kompetisi menilai waktu yang sempit menjadi alasan sulitnya memenuhi berkas-berkas yang diminta oleh BOPI. Sebelumnya, menurut BOPI, terdapat ber-kas-berkas yang belum dilengkapi oleh PT Liga Indonesia dan klub peserta. Salah satu yang paling dipertanyakan ialah tidak adanya dokumen nomor pokok wajib pajak (NPWP) seluruh klub. Padahal, menurut BOPI, hal itu menjadi kewajiban mengingat saat ini kompetisi telah menuju era profesional. Saat menanggapi hal tersebut, CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono memastikan setiap klub di yang akan berlaga di ISL 2015 telah memiliki NPWP.
"Seperti akta pendirian klub, datanya ada di Liga Indonesia. Kemudian kaitannya dengan finansial, klub harus diaudit dan laporannya diserahkan. Soal NPWP, saya pastikan seluruh klub punya NPWP," ungkap pria yang juga menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI tersebut, kemarin. Di lain pihak, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin menilai penundaan kompetisi akan menimbulkan kerugian besar kepada klub dan PSSI sendiri. "Ini akan merusak kontrak dan akan merusak nilai kontrak klub dan tentunya pemain juga akan dirugikan," kata Djohar. Ancaman penundaan ISL 2015 memang bak petir di siang bolong bagi PT Liga Indonesia mengingat jadwal kick-off tinggal satu minggu lagi. Kondisi itu membuat PT Liga Indonesia dan seluruh manajer tim klub akan melakukan rapat darurat, besok.
Sementara itu, pernyataan PT Liga Indonesia bahwa 18 klub di ISL telah bebas utang ternyata disanggah Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Dalam rilisnya, APPI menyebutkan sejumlah klub masih terjerat kewajiban masa lalu. Contohnya, Arema Cronus disebut belum melunasi gaji pemain pada musim 2011/2012 dan 2012/2013. Hal itu juga dterjadi pada klub lainnya, seperti Pelita Bandung Raya (PBR), Persiba Balikpapan, dan Persiram Raja Ampat. APPI juga menyebutkan Persela Lamongan saat ini masih menunggak gaji pemain selama dua bulan. Hal itu tentu menjadi pertanyaan mengingat 'Laskar Joko Tingkir', julukan Persela, dapat lolos dari verifikasi finansial yang dikeluarkan PT Liga Indonesia. Meski demikian, APPI memberikan apresiasi kepada Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya yang telah melunasi pembayaran gaji pemain mereka musim lalu.