Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Akhir dari Dongeng si Mamba Hitam

Nurul Fadillah
15/4/2016 01:50
Akhir dari Dongeng si Mamba Hitam
(AP)

“KOBE! Kobe! Kobe!” Sorak-sorai para penonton yang meneriakkan nama pemain legendaris Los Angeles Lakers Kobe Bryant seperti hendak meruntuhkan Stadion Staples Center, Los Angeles, California, kemarin. Itulah kali kedua nama Bryant dielu-elukan setelah laga All Star pada Februari lalu dan boleh jadi itu akan menjadi yang terakhir.

Duel Lakers melawan Utah Jazz dalam lanjutan kompetisi bola basket NBA tersebut memang menjadi laga terakhir Bryant, sebab ia sudah memutuskan untuk pensiun pada musim ini. Para pecinta basket pun tidak akan pernah lagi melihat aksi ‘si Mamba Hitam’ di lapangan.
Tidak mengherankan jika sederet artis Hollywood dan para legenda NBA ikut larut bersama sekitar 18 ribu fan di Staples Center.

Turut hadir pula sekitar 30 mantan rekan setim Bryant lintas generasi termasuk mantan rekan se-timnya, Shaquille O’Neal.
Sementara itu, basis grup musik Red Hot Chili Peppers, Flea, didaulat menyanyikan lagu kebangsaan Amerika Serikat dalam laga yang diliput sekitar 400 jurnalis dari seluruh dunia tersebut.

Kehadiran mereka pun tidak sia-sia karena ‘si Mamba Hitam’ mampu menyuguhkan atraksi yang memukau. Sebanyak 60 poin yang dibuat Bryant dalam laga tersebut membuktikan pebasket berusia 37 tahun itu memang layak mendapat kehormatan. Laga perpisahan itu semakin manis bagi Bryant lantaran dia sukses mengantarkan kemenangan Lakers 101-96 atas Jazz.

“Kami akan merindukanmu! Dongeng the Black Mamba telah berakhir,” kata shooting guard Houston Rockets James Harden.

“Dia sudah memimpin timnya dengan memberi contoh dan menunjukkan mereka cara mencapai kebesaran,” timpal legenda Lakers lainnya, Magic Johnson.

“Dia pemain terbesar Lakers. Luar bi-asa ia bisa bermain selama 20 tahun,” kata Shaquille O’Neal.

Selama 20 tahun kariernya, Bryant sepertinya memang sudah meraih segalanya. Sejak ia bergabung dengan Lakers pada 1996 lalu, tercatat sudah lima gelar NBA yang dia koleksi.

Bukan itu saja, dia juga sukses memberikan medali emas untuk tim basket Amerika Serikat di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012. “Saya tidak bisa membayangkan betapa cepatnya 20 tahun itu berlalu. Ini sungguh gila,” ujar Bryant.

“Lebih gilanya lagi sekarang saya berdiri di tengah panggung dengan kalian semua, tim di belakang saya, mengapresiasi perjalanan yang sudah kami lalui bersama, baik dalam keadaan bagus ataupun tidak. Saya rasa bagian yang paling penting ialah kami tetap bersama.”


Patukan terakhir

Menurut Bryant, kesuksesan kariernya di dunia basket tentu tidak terlepas dari peranan rekan-rekan setimnya di Lakers. Baik susah maupun senang, mereka lalui bersama-sama.

“Kami bermain sambil melalui semua hal-hal yang terjadi dan kami berhasil mendapatkan gelar juara dan terus melakukannya,” kata Bryant lagi.

Pada malam terakhirnya bersama Lakers, Bryant menyumbangkan 50 tembakan. Menurut statistik LLC, jumlah itu ialah yang terbanyak ketimbang pemain mana pun selama 30 musim terakhir.

Sebanyak 60 poin bagi seorang Bryant sebenarnya bukan sesuatu yang luar biasa, sebab sudah sudah enam kali ia melakukannya. Namun, koleksi 60 poin kali ini menjadi berbeda karena itu menjadi patukan terakhir ‘si Mamba Hitam’. (AFP/AP/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya