Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Ramai-Ramai Tolak Wacana Federasi Baru

10/4/2016 02:40
Ramai-Ramai Tolak Wacana Federasi Baru
(Ilustrasi)

KONFLIK berlarut-larut di persepakbolaan nasional yang terjadi setelah dibekukannya PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, tahun lalu, memunculkan sebuah wacana pembentukan federasi baru. Wacana itu terlontar dalam seminar Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (Basri) di Jakarta, pekan lalu. Namun, meski wacana itu belum berkembang, suara-suara yang menentang sudah berhamburan bak kotak pandora.

Mantan anggota Komite Nasional Penyelamat PSSI, Fx Hadi Rudyatmo, menjadi salah satu yang menentang gagasan itu. Menurut dia, ketimbang mengganti nama, lebih baik mendorong kongres luar biasa (KLB). Apalagi, nama PSSI punya sejarah.

“Saya pikir enggak perlu seekstrem itu, sebab saya khawatir itu akan memunculkan persoalan baru. Tinggal kirimi surat ke Sekjen PSSI untuk segera melakukan KLB,” ujar Hadi yang juga Wali Kota Surakarta kepada Media Indonesia, Sabtu (9/4).

“Pembubaran PSSI dan pembentukan federasi baru sama halnya dengan menghapus peran para pahlawan olahraga kita, seperti Soeratin,” lanjutnya.

Hal senada dikatakan pengamat sepak bola, Ferril Raymond Hattu. Menurut dia, opsi pembentukan federasi baru terlalu mahal dilakukan. “Kita tidak butuh federasi baru. Yang kita butuhkan ialah membersihkan rumah yang sudah kotor ini, kemudian semua diperbaiki agar nyaman lagi.”

Sementara itu, CEO PSBL Langsa, Samsul Bahri, mempertanyakan rasa nasionalisme pihak-pihak yang mewacanakan pembentukan federasi baru. PSSI dibentuk pada 1930 oleh Ir Soeratin Sosrosoegondo sebagai alat pemersatu bangsa yang kala itu berada di bawah kolonialisme.

Sebaliknya, anggota Tim Transisi, Cheppy T Wartono, justru mengaku tertarik dengan wacana itu. “Ada spirit baru biasanya yang menyertai sesuatu yang baru karena selama ini upaya kita juga selalu mentok.”

Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, juga tidak menampik setelah satu tahun pembekuan, upaya memperbaiki sepak bola Indonesia belum optimal. (WJ/Sat/Rul/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya