Belum Berpikir Jadi Pelatih

PARIPURNA sudah kiprah Debby Susanto sebagai pebulu tangkis. Setelah hampir 17 tahun menekuni olahraga tepok bulu itu, atlet kelahiran Palembang, Sumatra Selatan, pada 29 tahun silam itu akhirnya memutuskan gantung raket.

Ingin fokus pada keluarga menjadi alasan utama pemain spesialis ganda campuran itu untuk undur diri. Selain itu tentu saja untuk memberi kesempatan kepada para pemain muda.

Pada acara final Djarum Superliga Badminton 2019 yang berlangsung di GOR Sabuga ITB, Bandung, Jawa Barat, Minggu (24/2), PB Djarum sebagai klub Debby pun menggelar Debby Susanto’s Farawell Event.

“Bulu tangkis mengajarkan saya banyak hal. Bulu tangkis membawa saya ke titik saat ini. Dari bulu tangkis pun saya belajar bertanggung jawab serta belajar komitmen kepada orang lain,” tutur Debby meng-awali ucapan perpisahan.

Juara Chinese Taipei Open Grand Prix Gold 2012 itu mengaku lewat bulu tangkis pula ia meraih mimpi yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. “Semua bisa terjadi. Saya belajar bangkit dari banyak kegagalan. Bulu tangkis adalah segalanya buat saya,”

“Tapi, pada akhirnya tiba juga di mana saatnya saya harus pamit. Tapi, saya hanya akan berpamitan sebagai pemain, karena saya akan selalu mendukung atlet muda untuk prestasi bulu tangkis.”

Di acara perpisahannya, Debby mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa di balik karier-nya. “Pertama-tama saya ingin ucapkan terima kasih kepada Tuhan yang sudah memberikan saya kesempatan. Terima kasih untuk semua pihak. Dan saya merasa begitu beruntung punya kesempatan di antaran jutaan Indonesia untuk mengibarkan bendera merah putih,” kenang peraih medali emas pada SEA Games 2013 itu.

Setelah resmi pensiun, Debby mengaku, hanya ingin fokus dulu bersama keluarga. “Mungkin setelah ini liburan dulu. Ya, pengennya fokus sama keluarga saja. Rencana ke depan belum terpikirkan, apakah nanti mau jadi pelatih atau tidak,” tutupnya.

Indonesia Masters 2019 bulan Januari lalu menjadi turnamen terakhir Debby. (Opn/R-2)