Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
INDONESIA akan kembali menurunkan tim basketnya di ajang SEA Games yang akan berlangsung pada Desember 2019 mendatang. Tantangan berat dipastikan bakal muncul seiring adanya tuntutan prestasi yang lebih baik dari hasil yang didapat Indonesia selama berpartisipasi di SEA Games.
Medali perak merupakan prestasi tertinggi Indonesia pada cabang olahraga basket di ajang dua tahunan itu. Menurut pelatih tim basket Indonesia Fictor Roring, di level Asia Tenggara, lawan paling berat adalah Filipina. Melawan negara anggota ASEAN lainnya, Indonesia berani bertarung tanpa memakai pemain naturalisasi.
Baca juga: Cedera, Peraih Empat Emas Renang Olimpiade 2012 Pensiun
“Kalau lawan bukan Filipina, pakai pemain lokal saja cukup. Tapi, jika bicara untuk tahun depan, ada yang harus diantisipasi. Seluruh negara peserta SEA Games memiliki pemain yang berusia muda. Tim Indonesia punya pemain yang selalu tampil sejak SEA Games 2013,” kata Fictor di Jakarta, Kamis (20/12).
Selain usia, postur tubuh pemain Indonesia juga kalah saing. Fictor bahkan mengaku sudah secara langsung melihat pemain Malaysia dan Singapura di babak prakualifikasi FIBA Asia 2021 di Thailand beberapa bulan lalu. “Bicara basket tuh ya soal postur tubuh. Saya maunya Indonesia punya pemain yang minimal setinggi saya, 194 cm, atau lebih,” kata dia.
Dengan pemain yang punya badan tinggi, kesempatan untuk mencetak poin lebih besar. Kemudian, pertahanan juga akan lebih baik. “Lebih dari itu, program persiapan menuju SEA Games juga jangan hanya pergi ke luar negeri yang jadinya sekadar jalan-jalan. Kita harus siapkan program, materi pemain, dan pelatih dengan serius,” pungkas Fictor. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved