Perlu Kerja Keras Silat ke Olimpiade

KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan pihaknya bakal terus mendorong cabang olahraga bela diri asal Indonesia, pencak silat, untuk bisa tampil di multiajang Olimpiade.

Untuk bisa merealisasikan keinginan tersebut, Kemenpora bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) akan mengembangkan cabang olahraga tersebut ke banyak negara.

Dalam keterangan resminya kemarin, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengatakan untuk bisa dipertandingkan di multiajang Olimpiade, cabang olahraga pencak silat harus diadopsi minimal 70-75 negara yang menjadi anggota Dewan Olimpiade Internasional (IOC).

Untuk kawasan Asia, tercatat telah 18 negara anggota IOC yang sudah lama mengembangkan pencak silat, di antaranya Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Korea Selatan, dan Jepang yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Jumlah tersebut masih jauh dari yang disyaratkan.

“Di Asian Games 2018, pencak silat mendapat sambutan dan perhatian yang luar biasa dari negara-negara Asia,” kata Menpora.

“Melihat pesatnya perkembangan pencak silat, Indoesia tidak mau kehilangan momentum untuk mempromosikannya kepada seluruh dunia,” ucap Imam.

Imam mengaku telah datang ke Eropa untuk menemui Ketua Pencak Silat Belanda Olivier Blancquaert. Ia dan Blancquaert membahas perkembangan olahraga beladiri asal Nusantara tersebut.

Dari hasil pentauan, pencak silat semakin populer di ‘Benua Biru’. Negara-negara yang telah lama mempelajari dan mengembangkan pencak silat selain Belanda, yakni Spanyol, Italia, dan Inggris. “Bagi saya, pencak silat merupakan warisan olahraga dan budaya Indonesia yang harus terus kita kembangkan,” kata Menpora.

“Saya senang melihat pencak silat mendapat sambutan yang luar biasa di Belanda. Saya sebagai wakil pemerintah akan terus mendorong agar pencak silat masuk Olimpiade,” tambah Imam. (Beo/R-3)