Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Halep Ragu Tampil di WTA Tour Finals

(BBC/R-3)
16/10/2018 23:45
Halep Ragu Tampil di WTA Tour Finals
(NICOLAS ASFOURI / AFP)

SIMONA Halep mungkin tetap bercokol di puncak sebagai petenis nomor satu dunia hingga akhir musim secara berturut-turut, kendati petenis asal Rumania masih didera cedera punggung.

Pada tahun ini, Halep yang berusia 27 tahun mengukir prestasi dengan merebut gelar grand slam perdana di Prancis Terbuka. Tidak hanya itu, dia juga menjadi runner-up Australia Terbuka 2018.    

Namun, dengan kondisi fisiknya yang mengalami cedera, Halep, sang semifinalis Amerika Serikat Terbuka 2014, harus menarik diri dari turnamen Piala Kremlin di Moskow, Rusia, pada 13-21 Oktober.

“Saya belum bisa berlatih 100% pada hari ini, tetapi ke depan saya akan pulih dengan mendekati 100%,” kata Halep kepada wartawan. “Saya berharap bisa lebih baik pada hari berikutnya.”

Kendati mengalami cedera, Halep masih tidak terlalu khawatir. “Dokter mengatakan kepada saya bahwa tidak perlu menjalani operasi. Namun, jika saya memaksakan bermain, risiko cedera jangka panjang,” papar Halep.  

“Saya juga tidak mengharapkan itu (operasi) dan saya tidak ingin hal tersebut sehingga saya berharap mendapat keputusan baik di hari mendatang,” kata semifinalis Wimbledon 2014.        

Turnamen tenis Piala Kremlin 2018 tengah berlangsung, Halep dipastikan tidak bisa mengikutinya. Pertanyaannya, bagaimana dengan WTA Tour Finals 2018 di Singapura yang digelar pekan depan?  

“Saya telah mempersiapkan diri 3-4 hari untuk mengikuti turnamen,” ucap Halep. “Saya masih sangat ragu untuk bisa bermain di Singapura karena waktunya sudah mepet.”

“Maka, saya belum tahu, tetapi yakin saya akan mengambil keputusan dengan mengutamakan kondisi kesehatan,” papar Halep.    

Sementara itu, dua petenis kembar Gleb Alekseenko dan Vadim Alekseenko dilarang bermain tenis seumur hidup. Mereka juga dikenai US$250 ribu atau Rp3,8 miliar.  

Kedua petenis itu dinyatakan bersalah dalam berbagai pertandingan dengan cara mengatur hasil pertandingan dari Juni 2015 hingga Januari 2016 di Jerman, Romania, Rusia, dan Turki.

Sebelum diputuskan, pembuktian kedua petenis itu dinyatakan bersalah setelah diselidiki tim Unit Integritas Tenis (TIU). (BBC/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya