Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Jaga Asa Garda Terdepan Prestasi Indonesia

Nurul Fadilah
16/8/2018 09:30
Jaga Asa Garda Terdepan Prestasi Indonesia
(DOK KEMENPORA)

ATLET Indonesia akan menjadi garda terdepan kekuatan Merah Putih dalam pertempuran Asian Games 2018. Para pahlawan olahraga Indonesia tersebut akan berjuang
memperebutkan prestasi terbaik di multiajang yang berlangsung pada 18 Agustus-2 September mendatang.

Di Asian Games, Indonesia menargetkan empat kesuksesan yang harus diraih. Selain kesuksesan penyelenggaraan, ekonomi, dan administrasi, kesuksesan prestasi juga seharusnya diwujudkan. Indonesia mungkin kesulitan untuk mengulang prestasi terakhir saat berstatus tuan rumah Asian Games 1962. Kala itu, posisi runner up dapat ditempati
dengan total 77 medali, yakni 22 emas, 26 perak, dan 30 perunggu.

Tak bisa dimungkiri, untuk edisi kandang kali ini, persaingan di negaranegara Asia sudah semakin ketat. Apalagi dengan jumlah partisipan yang mengalami peningkatan. Kendati demikian, Indonesia tetap memasang target tinggi di perhelatan terbesar di Asia tersebut. Posisi 10 besar dengan total medali minimal 16-20 emas menjadi incaran atlet Merah
Putih.

Untuk mewujudkannya, pemerintah dalam ranah Kementerian Pemuda dan Olahraga terus menjaga dan mengontrol para atlet yang mayoritas kini tengah dalam masa persiapan terakhir menjelang berlangsungnya Asian Games di Jakarta dan Palembang. Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, menjelaskan persiapan prestasi perlu mendapat support lebih agar para atlet dapat bertanding dengan baik di Asian Games 2018.

“Seperti yang kita ketahui, pemerintah terus menggenjot bagaimana sport science menjadi bagian yang tidak terelakan. Kemudian, sekarang mereka sudah melakukan semua upaya, baik teknis maupun konsep yang sesuai dengan pemberian pelatih, asisten pelatih, nasional maupun asing,” ujar Imam saat dijumpai Media Indonesia, Jumat (10/8).

Selain sepak bola yang sudah memulai perburuan mereka sejak Minggu (12/8), para atlet lain tengah memasuki fase persiapan akhir. Selain menjaga kondisi fisik dan konsistensi teknik atlet, beban psikologis para atlet, lanjut Imam, juga  patut menjadi perhatian.

“Mereka sudah berlatih, melakukan try out, training camp berbulan-bulan di luar negeri, nah tinggal satu yang belum, kapan mereka akan tanding. Nah menuju hari pertandingan ini tentu merupakan sebuah suasana yang sangat menegangkan, karena itu saya tidak pernah berhenti memohon kepada masyarakat untuk mendoakan dan mensuport mereka,” tandas Menteri asal Bangkalan Madura itu.

Imam menambahkan, target 10 besar sejatinya realistis diraih Indonesia. Beberapa cabang olahraga (cabor) diperkirakan menjadi lumbung emas bagi Indonesia. Belum lagi, cabor-cabor yang siap memberikan kejutan bagi tim Merah Putih. Menanggapi hal tersebut, Imam mengaku sangat bangga dengan optimisme para atlet Indonesia.

“Struktur pemenuhan target itu tidak sertamerta kita tetapkan tanpa dasar, kita sudah melalui proses analisis, konfirmasi, sebelum diputuskan di level rapat kabinet. Kita juga sudah memantau perkembangan atlet dalam dua tiga tahun terakhir di setiap pertandingan nasional maupun internasional, pesaing terdekat, kemudian kendalanya apa saja saat persiapan itu yang dianalisis,” jelas Imam.

 

Investasi jangka panjang

Ia pun melanjut, Deputi IV Kemenpora menyimpulkan berapa target yang dibidik Indonesia. “Bagaimana target itu bisa terealisasi? Itu bisa terlihat dengan cara kita terjun langsung ke lapangan, saat mengunjungi atlet dipelatnas, saya melihat apa yang mereka makan, gizi terpenuhi atau tidak, belum lagi kalau adacedera, beban psikologis mereka bagaimana, baru finishing-nya cabor yang mengusulkan target, pemerintah target segini kalau dari cabor berapa, itu yang kita kalkulasikan hingga menemukan angka 10 besar,” tambahnya.

Penyelenggaraan Asian Games 2018 dapat menjadi investasi jangka panjang bagi Indonesia. Selain warisan venue yang berstandar internasional, sumber daya manusia yang berkualitas juga bisa membuktikan Indonesia layak menggelar kejuaraan, baik bersifat multi maupun tunggal tingkat internasional.

“Kita ini sebetulnya sedang berinvestasi, ketika kita memberikan pendidikan dan latihan kepada sedikitnya 13 ribu volunteer, setidaknya 1.000 sampai 3.000 panitia pelaksana, baik diurusan teknik administratif maupun venue. Ini menjadi aset yang luar biasa bagi Indonesia sehingga ke depannya, pasca-Asian Games, seandainya kita ditunjuk sebagai tuan rumah Olimpiade, kita sudah siap karena SDM sudah terlatih,” pungkas Imam. (S1-25)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya