Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
SPRINTER Indonesia Lalu Muhammad Zohri berhasil menjuarai lomba lari 100 meter di ajang IAAF World U20 di Tampere, Finlandia. Namun, di balik sukacita tersebut, terselip cerita soal Zohri kesulitan mencari bendera Merah Putih.
Beredar kabar bahwa Zohri dipinjami bendera Polandia yang berwarna putih merah. Sontak, kejadian itu mengundang kritik dari berbagai pihak di media sosial.
Namun, kejadian sebenarnya tidak begitu. Miranti Hirschmann, wartawati televisi yang sempat meliput event serupa (IAAF World Cup) pada 2009 coba berbagi pengalamannya lewat akun Facebook pribadinya.
Menurut Miranti, event kejuaraan atletik dunia (semacam Piala Dunia di cabang sepak bola) ini memang sangat ketat.
Tidak sembarangan orang bisa berada dekat dengan lintasan lari. Bahkan, pelatih dari PB PASI, Kikin Ruhuddin dan Erwin Renaldo Maspaitela juga tidak bisa mendampingi Zohri hingga ke area lintasan. Kedua pelatih hanya merekam jalannya pertandingan sebagai bahan evaluasi untuk menghadapi Asian Games bulan depan.
"Mereka telah membawa bendera. Namun karena posisi mereka jauh dari lintasan lari, mereka tidak cukup cepat memberikan bendera Indonesia ke tangan Lalu (Zohri), saat ia dinyatakan sebagai pemenang," ungkap Miranti.
Duta besar RI untuk Finlandia Wiwiek Setyawati menuturkan pihaknya telah membawa sejumlah bendera untuk dibagikan kepada warga Indonesia yang menyaksikan pertandingan internasional itu.
"Bahkan bendera di ruang kerja saya, yang biasa dipasang bersebelahan dengan bendera Finlandia saya bawa sekalian," kata Wiwiek sambil menyebutkan hanya ada 30 warga Indonesia yang berdiam di Tampere, Finlandia.
Khusus untuk WNI yang tinggal di Helsinki, mereka harus mengeluarkan dana cukup besar apabila ingin datang mendukung.
Jarak dari Helsinki ke Tampere sekitar 2,5 jam dengan menggunakan mobil. Jika menggunakan transportasi publik, WNI harus membeli tiket kereta senilai 50 Euro sekali jalan. Itu belum termasuk biaya tiket pertandingan senilai 12 Euro atau 17 Euro untuk kategori VIP.
"Pulang pergi butuh biaya 100 Euro ditambah harga karcis masuk stadion 12 euro. Total hampir Rp2 juta," ujar Wiwiek.
Sialnya lagi, ternyata mendapatkan tempat duduk di sisi lapangan yang sangat jauh dari lintasan lari.
"Sehingga harus menonton lewat layar raksasa saja. Yang punya akses sebagai delegasi hanya empat orang, dua atlet, dan dua pelatih," jelas Wiwiek.
Kondisi inilah yang membuat pelatih dan pihak KBRI Finlandia kesulitan memberikan bendera merah putih saat Zohri dinyatakan sebagai pemenang pada nomor 100 meter putra.
Humas PB PASI, Hendri Firzani menuturkan, saat pengumuman kemenangan Zohri, tiga delegasi berlari dari posisi mereka duduk ke pojok terdekat dengan lintasan lari untuk memberikan bendera ke Zohri.
"Jarak dari tribun ke lintasan lari memang cukup jauh. Pemenang di posisi kedua dan ketiga asal Amerika sudah keburu mengajak Lalu (Zohri) berfoto bersama," kata Hendri. (Medcom/OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved