Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Kido/Agri Incar Olimpiade Rio de Janeiro

Maggie N M
05/2/2015 00:00
Kido/Agri Incar Olimpiade Rio de Janeiro
()
Markis Kido pernah merasakan manisnya emas Olimpiade di Beijing pada 2008 lalu bersama pasangan gandanya, Hendra Setiawan. Beberapa kali berganti pasangan, Kido yang kini berpasangan dengan Agripinna Primarahmanto Putera, kembali membidik Olimpiade 2016 Rio de Janeiro.

Bersama Agripinna yang baru saja menjadi pasangannya awal tahun ini, Kido berani mengusung Olimpiade sebagai targetnya. Maka, tahun 2015 menjadi tahun kerja meras baginya karena harus mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya untuk dapat lolos ke Rio. Pengumpulan poin cabang bulutangkis untuk Olimpiade dimulai pada April 2015. "Minimal kami akan mengikuti 15 turnamen untuk mengejar poin ke Olimpiade. Selama saya berlatih bersama Agri, sudah lumayan ada chemistry. Dia punya power yang bagus,"ungkapnya, beberapa waktu lalu.

Usai bercerai dari Hendra yang telah berjuang bersama selama 13 tahun lamanya, Kido berada di bawah asuhan klubnya, Jaya Raya Jakarta. Ia berkarir sebagai pebulutangkis profesional semenntara Hendra kembali masuk pelatnas dan berpasangan dengan Mohammad Ahsan.Pada 2013, ia berpasangan dengan pemain muda Markus Fernaldi Gideon.

Mereka berhasil menjadi ganda putra peringkat delapan dunia. Namun, awal tahun ini Gideon menerima panggilan untuk masuk pelatnas dan memutuskan meninggalkan Kido. Oleh Sang Pelatih, yakni Sigit Pamungkas, Kido dipasangkan dengan Agri sepeninggal Gideon."Agri sudah pilihan yang terbaik. Di luar tak ada lagi yang pantas bersanding dengan pemain sekaliber Kido,"katanya pada kesempatan yang sama.

Kido mengaku tak keberatan bekerja keras dari nol bersama Agri."Ini tantangan. Memang sangat beda waktu saya ke Olimpiade dengan Hendra, saat itu kami sudah peringkat stu dunia terus, sudah pasti lolos ke Olimpiade. Kalau dengan Agri, mau tak mau harus berjuang mengumpulkan poin,"ungkapnya.

Sebagai pelatih, Sigit juga mengaku senang mendampingi Kido/Agri untuk menggapai asa mereka. Senada dengan Kido, ia merasa tertantang dalam misi ini. "Waktu Kido sama Hendra, mereka memang disiapkan sejak 2004 untuk ke Olimpiade 2008. Sedangkan dengan Agri, baru saja saya tangani beberapa bulan.Strateginya sekarang, Kido/Agri akan ikut turnamen level Grand Prix Gold ke bawah. Sekali-kali boleh ikut Super Series untuk menakar kekuatan juga. Minimal bisa tembus delapan besar kalau mau berkesempatan ikut Olimpiade. Kalau nanti tak tembus delapan besar, ya sudah,"papar Sigit.

Sigit akan menggeber Agri agar terus berkembang dan bisa mengimbangi Kido. Sedangkan Kido, kata Sigit, tinggal menjaga kondisi fisiknya saja karena secara teknik Kido telah matang."Tahun ini memang berat, tapi kalai melihat tren, pemain ganda yang sudah jadi biasanya sukses saat didampingi pemain junior. Ini sudah kami pertimbangkan, kami akan mencobanya,"pungkas Sigit.

Di sisi lain, Agri tak bisa menampik dirinya merasa banyak tekanan saat ditarget untuk menembus Olimpiade. Terlebih, Sigit merupakan ayahnya sendiri."Dulu Papa (Sigit) yang mengantar Kido/Hendra dapat emas Olimpiade, jujur saja itu beban buat saya kalau tidak bisa sejajar dengan mereka. Papa kalau di lapangan galak sekali, beda dengan di rumah. Saya mngerti semua itu demi kemajuan saya. Saya berusaha menjadikan beban itu sebagai sebuah motivasi untuk tembus Olimpiade,"kata Agri.

Di sisi lain, pasangan ganda putra nomor satu dunia saat ini, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong, juga tengah berjuang menembus Olimpiade."Memang kami sudah ada di puncak, tapi pasti ada sesuatu yang menjadikan kami menjadi peingkat satu. Itu membuat kami harus terus berjuang keras untuk bisa stabil, jika tidak begitu pasti tergeser karena persaingan sangat ketat dan merata. 2015 ini tahun pening bgi saya dan Yeon Seong, untuk tampil sebaik mungkin sambil mengumpulkan poin,"jelas Lee Yong Dae. (Mag/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya