Headline
Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan
Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah
MULAI musim ini, Davis Simon sudah tidak lagi mengikuti Liga Basket Korea Selatan (KBL). Simon yang merupakan pebasket asal Amerika Serikat terkena imbas dari peraturan baru KBL mengenai tinggi badan maksimal untuk pemain asing.
Di negara tersebut, setiap klub hanya bisa merekrut dua pemain asing. Satu pemain tidak boleh memiliki tinggi lebih dari 200 cm. Sementara satu lainnya, tidak boleh lebih tinggi dari 186 cm.
“Saya jadi sedikit emosi,” kata Simon. “Saya mungkin mau kembali ke Korea Selatan jika mereka mengubah peraturan,” ujar pemain yang membela Anyang KGC sejak 2016 itu, Sabtu (14/4).
KBL sendiri sebenarnya sudah mengatur soal tinggi badan pemain asing sejak 1997. Tapi, aturan kali ini adalah yang paling pendek jika dibandingkan dua dekade lalu. Alasan dibuatnya regulasi tersebut tentu karena pemain lokal kalah tinggi.
Pihak KBL berasumsi bahwa pembatasan tinggi badan dapat membuat pertandingan lebih menarik dari sisi jumlah skor dan kelincahan para pemain. “Kami yakin pembatasan tinggi badan dapat meningkatkan popularitas bola basket,” kata Sekjen KBL Lee Sung-Han.
Aturan tentang tinggi badan juga pernah diterapkan oleh Liga Basket Filipina. Bertahun-tahun Filipina sudah melarang adanya pemain asing yang memiliki tinggi badan lebih dari 200 cm.
“Ada kelebihan dan kekurangan dari bertubuh tinggi. Kalau badannya tinggi, dia bisa membuat skor dengan mudah di dekat keranjang, memblok, dan melakukan rebound. Tapi, kalau posturnya pendek, biasanya cepat, dribble bola dengan baik,” kata pelatih basket Universitas Central Connecticut State Donyell Marshall. (BBC/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved