Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
INDONESIA layak bangga karena memiliki atlet panjat tebing yang tingkatnya lebih tinggi ketimbang para atlet dari negara-negara Asia lainnya. Terbukti dari dua gelaran kejuaraan dunia pada 2017, pencapaian para atlet ‘Merah Putih’ selalu lebih baik.
Tidak mengherankan jika Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) optimistis bisa menyumbang medali emas di Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Meski demikian, mereka juga tidak bisa menjamin emas itu pasti didapat.
Menurut manajer tim pelatnas panjat tebing Indonesia Wahyu Pristiawan, Indonesia baru jago di kategori speed. Belum termasuk di nomor bolder dan lead yang kini digabungkan dengan speed menjadi nomor combine.
“Nomor lead dan bolder di kategori combine punya tantangan yang lebih besar. Bagaimana jalur dan pegangan, itu akan memengaruhi tingkat kesulitan. Kami harus realistis kalau bicara target Asian Games. Proyeksi dua emas, baru dari kategori speed, apakah itu dari individu atau tim, kita lihat nanti,” kata Wahyu, Minggu (18/2).
Selama ini, para atlet yang berjumlah 20 orang berlatih di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, sejak April tahun lalu. Mereka belum bisa berlatih di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan, karena arena panjat masih direnovasi. Pihak Jakabaring menjanjikan dua hingga tiga bulan lagi renovasi rampung.
Selain latihan di Yogyakarta, Wahyu mengatakan para atlet bakal dikirim ke Tiongkok untuk mengikuti kejuaraan dunia musim ini pada April mendatang. Ada dua seri yang akan diikuti dan setelahnya mengikuti seri lain di Moskow, Rusia.
“Kami di Rusia juga training camp di Tyumen sampai Mei. Sebelumnya sudah di Tyumen pada Desember 2017, selama sebulan,” kata Wahyu.
Sementara itu, pelatih combine Judisteiro mengatakan latihan di Tyumen bukan tanpa alasan. Kebanyakan juara dunia panjat tebing berasal dari kota tersebut. Kemudian tempat latihannya ada di dataran tinggi dan para atlet akan berlatih di lokasi yang minim oksigen. Dengan begitu, nanti di Asian Games mereka akan lebih lincah. “Fisik sudah, lalu pertajam teknik. Cara mengakali nomor combine ialah dengan memperoleh poin sebanyak-ba-nyaknya di kategori speed.”
Atlet muda
Sebagai tuan rumah, Indonesia sebenarnya bisa mengambil keuntungan ketika nanti berlaga di Asian Games yang digelar pada Agustus mendatang. Untuk panjat tebing, para atlet bisa mengetahui soal kemiringan papan panjat sehingga sudah bisa lebih dulu membuat strategi. Namun, seperti apa pegangan yang akan digenggam pemanjat, itu tetap jadi misteri.
Wahyu mengatakan bahwa jelang pertandingan bakal ada pembuat jalur dari Federasi Panjat Tebing Dunia (IFSC) yang akan meletakkan pegangan di papan panjat. Para atlet nanti diberi video mengenai aktivitas para pembuat jalur itu. “Tapi tidak tahu besar kecilnya pegangan. Walau sudah tahu seperti apa dindingnya, tetap Indonesia bermain adil karena tidak diperkenankan melihat pegangan hingga waktunya.”
Judisteiro mengatakan kesulitan yang akan dihadapi saat bertanding akan semakin tinggi seiring dengan atlet yang lolos ke babak berikutnya. Karena itu, nanti yang diterjunkan di Asian Games ialah para atlet junior. “Mereka, selain lebih lincah, juga tengah mempersiapkan diri untuk bisa berlaga di Olimpiade 2020.” (R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved