Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan 31 dari 40 induk cabang olahraga (cabor) telah menerima anggaran untuk Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Asian Games 2018. Dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (16/2), Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan 31 cabor sudah menerima anggaran per Kamis (15/2). Jadi, masih ada sembilan cabor yang belum menerima anggaran pelatnas.
“Cabor lainnya telah diajukan surat perintah membayar (SPM) yang dilakukan Kemenpora kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), tetapi masih ada yang belum lengkap dokumen dari cabor-cabor,” jelas Gatot.
“Jadi, KPPN mengembalikan SPM tersebut kepada Kemenpora. PBVSI (Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia) sebenarnya sudah, tapi untuk dokumen untuk voli indoor belum lengkap. Begitu juga PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) untuk polo air,” kata Gatot.
Sementara itu, SPM Federasi Triathlon Indonesia (FTI) belum diproses karena Kemenpora belum terima berkas nota kesepakatan (MoU),” papar Gatot.
Sementara itu, Federasi Olahraga Kabaddi Seluruh Indonesia (FOKSI) sedang dalam proses pembuatan SPM atau dokumen yang diterbitkan untuk mengajukan permintaan pembayaran. Penyebab cabor lain yang belum menerima anggaran ialah dualisme organisasi induk cabang olahraga, tidak memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP), surat keputusan (SK) dari Komite olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan terjadi pergantian nomor rekening bank.
“Contohnya, Federasi Hoki Indonesia (FHI), Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI), dan Kurash Indonesia (KI). Jadi, mereka harus selesaikan dulu masalah, baru bisa terima anggaran,” papar Gatot.
Barometer kesiapan
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengakui masih banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menyelenggarakan Asian Games 2018. Beberapa kekurangan telah banyak disampaikan selama tujuh hari penyelenggaraan test event di Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Senayan yang berakhir pada Kamis (15/2) lalu.
Mulai arena tidak sesuai dengan standar internasional, kemacetan transportasi kendaraan yang membawa para dari wisma atlet, Kemayoran, menuju arena pertandingan di Senayan, hingga akreditasi tanda pengenal bagi para wartawan yang lamban. “Saya berharap, waktu enam bulan yang tersisa akan dimaksimalkan untuk membenahi kekurangan yang ada. Kekurangan itu menjadi bahan evaluasi. Test event ialah simulasi Asian Games 2018. Kalau tidak ada test event, tidak terbayang seperti apa sih Asian Games itu?” kata Imam.
Pelaksanaan test event, selain Indonesia sebagai tuan rumah dan peserta, ribuan atlet dari 17 negara turut berlaga. Test event atau invitation tournament mempertandingkan delapan cabang, yakni taekwondo, tinju, angkat besi, pencak silat, voli, basket, atletik, dan panahan.
Dalam test event, raihan medali atlet tuan rumah cukup menggembirakan. Indonesia mengumpulkan 30 medali emas, 19 perak, dan 18 perunggu.
Namun, Menpora menegaskan test event belum bisa menjadi tolok ukur peluang atlet Indonesia dapat meraih medali yang sama di Asian Games 2018 yang baru dilaksanakan pada Agustus.
Sebabnya, banyak negara yang tidak mengirimkan para atlet utama. (Beo/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved