Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
SALAH satu masalah utama dalam setiap pelaksanaan pemusatan latihan nasional ialah keterlambatan dalam penyediaan peralatan.
Alhasil, para atlet kerap gagal menuai hasil maksimal dalam pertandingan sesungguhnya.
Untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut, panitia penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) berjanji lebih memperhatikan masalah itu.
Mereka bahkan menjamin pengadaan peralatan yang akan digunakan pada test event sudah tersedia pada Februari tahun depan.
Diungkapkan koordinator pengadaan peralatan Inasgoc, Listyanto, sampai kini proses untuk pengadaan peralatan sudah berjalan sesuai dengan aturan yang ada, termasuk pengecualian dari Perpres 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.
"Kami akui memang sangat mepet pengadaan barangnya, tapi kami optimistis bisa tepat waktu dengan catatan tidak ada lagi perubahan-perubahan, termasuk pergeseran waktu dari tahapan yang sudah ada," ujar Listyanto di Jakarta, kemarin.
Sebagai tuan rumah Asian Games, Indonesia wajib mengadakan test event (uji coba).
Hal ini dilakukan untuk mengukur kesiapan Indonesia dalam menyelenggarakan pesta olahraga negara-negara Asia tersebut.
Sampai kini tercatat ada 10 cabang olahraga yang direkomendasikan Dewan Olimpiade Asia (OCA) untuk menggelar test event.
Ke-10 cabang olahraga yang akan melakukan uji coba di Jakarta dan sekitarnya tersebut ialah panahan, atletik, pencak silat, sepak bola, bola basket, bulu tangkis, tinju, bola voli, dan angkat besi.
Listyanto menjelaskan semua cabang olahraga itu telah mengajukan kebutuhan mereka, termasuk peralatan.
Persoalannya ialah sebagian besar peralatan itu didatangkan dari luar negeri sehingga kedatangannya tidak bisa dijamin tepat waktu.
"Memang jika melalui proses standar biasanya akan memakan waktu lama. Itu sebabnya ada beberapa kontrak yang kita lakukan dengan tidak lazim, tapi tentu kita tetap menggunakan aturan yang ada, yaitu dengan menggunakan tender," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator PMK Puan Maharani mengatakan bahwa pemfinalan cabang olahraga prioritas Asian Games 2018, yang saat ini dikabarkan ada 16 dari 23 cabang ketika ditentukan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) sebelum dibubarkan, maksimal akan dilakukan pada Desember 2017.
Hal itu sesuai dengan batas maksimal waktu yang ditentukan Kementerian Koordinator Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) pada cabang olahraga untuk menyampaikan kebutuhan alokasi anggaran mereka.
"Kami sudah punya prediksi minimal kira-kira kekuatan cabang olahraga dengan atletnya tersebut Indonesia bisa dapat berapa medali dan sekarang masih dievaluasi terus hingga nanti Desember," kata Puan.
Konsentrasi penuh
Pada bagian lain, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meminta para atlet untuk hanya berkonsentrasi pada latihan mereka.
Urusan peralatan, gaji, dan lain-lain diurus manajer tim.
"Kita terus berusaha agar Pelatnas lebih baik. Misalnya, sekarang kita memangkas birokrasi agar koordinasi lebih cepat, dan memberikan porsi lebih pada induk-induk cabang olahraga," kata Imam di Yogyakarta, kemarin.
Mengenai persiapan Asian Games 2018, ia berharap semuanya bakal rampung pada Februari tahun depan.
Menurut dia, semua persiapan tidak ada masalah, baik penyelenggaraan maupun infrastruktur.
"Saya berharap Februari sudah siap semua karena nanti ada test event. Setelah itu baru kita lihat apa saja yang masih kurang menurut standar internasional," kata Imam lagi.
(Ant/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved