Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PENGURUS Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) memang masih belum memasang target di Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Namun, sebagai tuan rumah, mereka juga ingin mempersembahkan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia.
Sebelumnya, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) menjadikan atletik sebagai salah satu cabang yang diproyeksikan menyumbangkan emas bagi kontingen ‘Merah Putih’ yang membidik 20 medali emas pada multiajang tersebut.
Saat menanggapi proyeksi Satlak tersebut, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PASI, Taufik Yudi Mulyanto, yakin bisa memenuhinya, dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi.
“Berapa pun emas yang didapat itu sebetulnya realistis asalkan dengan persiapan yang matang, didukung berbagai fasilitas, peralatan tidak dadakan dan tidak telat. Kebutuhan uji coba dan training camp dipenuhi, berikut pula dengan pemenuhan gizi atlet dari segi makanan dan suplemen. Seperti saat SEA Games kemarin, kenapa lompat tinggi kita jelek, ya bisa dibayangkan peralatan seperti galah baru datang dua pekan sebelum dimulai. Padahal untuk penyesuaian dengan alat butuh waktu minimal tiga bulan untuk bisa benar-benar menyatu,” ujar Taufik kepada Media Indonesia, Minggu (1/10)..
Untuk uji coba, PB PASI tengah menyusun beberapa kejuaraan yang bisa dijadikan acuan, berikut pula dengan lokasi kamp pelatihan bagi para atlet mereka. Namun, menurut Taufik, sebelum memublikasikannya, pihak pengurus dan pelatih masih harus mendiskusikan hal tersebut kepada konsultan asing mereka, Harry Marra, yang datang ke Indonesia pada pekan kedua Oktober mendatang.
Tak hanya itu, PB PASI juga berencana menambah konsultan untuk nomor jalan cepat. Konsultan asing yang rencana direkrut ialah Jose Antonio Carrillo yang merupakan pelatih juara dunia jalan cepat asal Spanyol, Miguel Angel Lopez. (Rul/R-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved