Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Aksi Gemilang Gilang ke Kudus

FAISHOL TASELAN [email protected]
08/8/2017 02:45
Aksi Gemilang Gilang ke Kudus
(DOK/LILIEK DHARMAWAN)

AIR mata sontak membasahi pipi Gilang ­Krisyandi Toyo Pramana Putra, 12, begitu namanya disebut berhak mendapat supertiket pada Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2017 di Surabaya, Jawa Timur. Anak Andi Priyo Utomo itu tidak menyangka namanya masuk daftar 16 besar yang akan berangkat ke grand final di Kudus, Jawa Tengah, September mendatang. Apalagi, namanya tidak masuk 12 besar yang berhak masuk final. Namun, panitia masih harus memilih empat pemain terbaik lagi guna melengkapi 16 besar.

Saat Ivana Lie menyebut dari kelompok umur 13 tahun yang berhak mendapat supertiket ialah dirinya, Gilang pun langsung maju. Saking gembiranya, air matanya pun menetes. Ia tak kuasa menahan haru dirinya bisa masuk ke babak 16 besar. Kedua orangtua yang sejak pertama audisi mendampingi Gilang juga tak kuasa menahan tangis. Apalagi, umur putra mereka baru menginjak 12 tahun, tetapi harus bersaing dengan lawan yang berusia lebih tua. Sebenarnya ini bukan kali pertama Gilang mengikuti audisi. Tahun lalu ia pernah gagal lantaran usianya belum mencukupi. Namun, tahun ini lewat supertiket Gilang akan bersaing dengan para pebulu tangkis dari daerah lain.

Perjalanan Gilang ke babak 16 besar juga tidak bisa dibilang mudah. Berbagai rintangan dilalui. Padahal, ia hanya berbekal ke­tangkasan bermain dari klub. Sejatinya bakat Gilang sudah terlihat sejak TK A. Ironisnya, kala itu orangtuanya tidak memedulikan bakat sang anak.
Saran dari para tetangga dan kerabat agar bakat Gilang diasah tidak pernah ditanggapi. Akhirnya salah satu tetangganya, Agus, berinisiatif mendaftarkan Gilang di sebuah klub bulu tangkis.

“Jadi, saat mendaftar saya tidak diberi tahu sama sekali. Didaf-tarkan begitu saja ke klub dengan alasan bakatnya luar biasa,” tutur Kritiningsih, ibunda Gilang. Pun ketika berlatih, Gilang tidak pernah diantar. Belakangan mereka baru sadar dengan bakat dan kemauan sang anak. Mereka pun mulai menunggui Gilang berlatih. “Seingat saya ada delapan kejuaraan yang diikuti dan semuanya dapat juara.”

Pemain nasional
Atas semua prestasi itu, Gilang belum merasa puas. Ia masih bermimpi bisa mengikuti audisi Djarum dan bisa menjadi pemain nasional kelak. Pada 2016 Gilang memang sempat ikut audisi. Sayangnya kala itu ia gagal. Pengalaman gagal itu ternyata tidak menyurutkan niatnya. Tahun ini, langkah Gilang lebih gemilang. “Saya tidak menyangka bisa masuk 16 besar. Saya tidak pernah berpikir masuk, apalagi nama saya tidak masuk sebelumnya di 12 besar,” kata Gilang.

Kini keinginan Gilang tidak lain memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan di 16 besar agar cita citanya menjadi pemain nasional terwujud. Sementara itu, legenda bulu tangkis Indonesia, Ivanna Lie, menyarankan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) sebagai induk olahraga tersebut untuk mencari atlet di sektor putri yang memiliki keunggulan dan keistimewaan.

“Sekarang ini menjadi tantangan PBSI mencari bibit atlet yang unggul dan super agar mampu bersaing dengan negara lain, terutama dari sektor putri,” ujar Ivana di Surabaya. Selain itu, nutrisi pebulu tangkis untuk mendapatkan stamina hebat disebutnya sangat penting guna menunjang prestasi sehingga impian Indonesia memiliki atlet putri bergelar juara dunia akan terwujud. (R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya