Bintang Terang si Penyuka Samba

DI awal Prancis Terbuka 2017, nama Jelena Ostapenko sama sekali tidak diperhitungkan.

Menempati peringkat 47 dunia, petenis asal Latvia itu juga tidak ditempatkan sebagai unggulan.

Namun, Ostapenko kini menjadi pusat perhatian setelah memastikan satu tempat di semifinal tunggal putri.

Petenis belia yang masih berusia 19 tahun itu lolos ke empat besar setelah menyingkirkan mantan petenis nomor satu dunia asal Denmark Caroline Wozniacki.

Ia menjadi petenis remaja pertama yang lolos ke semifinal Prancis Terbuka sejak Ana Ivanovic melakukannya pada 2007.

Di semifinal, Ostapenko akan menantang petenis Swiss, Timea Bacsinszky.

Walau kalah pengalaman dari unggulan ke-30 itu, Ostapenko berpeluang besar kembali membuat kejutan dengan melangkah ke final.

Tentang pencapaiannya di Roland Garros tahun ini, Ostapenko menyatakan itu merupakan buah kerja kerasnya selama ini.

Petenis kelahiran 8 Juni 1997 itu menyakini soal kegemarannya menari juga jadi salah satu faktor yang mendukung pencapaiannya.

Ostapenko memang menjadikan tari sebagai bagian program latihan yang dijalaninya.

Ia yakin kegemarannya menari itu membuat penampilannya di Prancis Terbuka tahun ini meningkat tajam.

"Tentu saja saya berpikir hal itu (menari) telah membantu penampilan saya di lapangan. Hingga kini saya masih suka menari. Favorit saya ialah tarian samba," ujarnya.

Kini, tinggal dua kemenangan yang diperlukan Ostapenko untuk mencetak sejarah di dunia tenis.

Dua kemenangan lagi akan menjadikan Ostapenko sebagai petenis pertama sejak Gustavio Kuerten (Brasil) pada 1997 yang jadi juara dalam debut di Roland Garros.

Hal itu bukan mustahil.

Walau masih harus melalui perjuangan berat--jika lolos ke final mungkin akan menghadapi favorit juara Simona Halep (Rumania), Ostapenko telah siap menjadi bintang baru tenis putri dunia. (AFP/Wdo/R-1)