Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

BUMN Harus Bantu Asian Games

(Rul/R-3)
07/6/2017 03:45
BUMN Harus Bantu Asian Games
(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

MESKI bertajuk pesta olahraga, sejatinya multiajang Asian Games Jakarta-Palembang 2018 adalah hajatan bangsa Indonesia. Itu sebabnya semua elemen bangsa harus berperan aktif, termasuk badan usaha milik negara (BUMN). Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc) Erick Thohir mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Senin (5/6) malam. Menurut Erick, untuk menjadi tuan rumah multiajang sekelas Asian Games memang dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Pasalnya, tidak seperti SEA Games, setiap tuan rumah Asian Games dituntut harus menyediakan berbagai sarana penunjang, seperti transportasi dan sebagainya. Padahal anggaran yang diberikan pemerintah sangat terbatas. “Dari total biaya yang kita ajukan sebesar Rp8,7 triliun, kita hanya dapat Rp4,5 triliun. Padahal paling minim kita butuh Rp5 triliun-Rp6 triliun. Jadi masih kurang sekitar Rp1,5 triliun,” kata Erick.

Kekurangan itu, kata dia diharapkan datang dari sponsor. Dalam hal ini dia sangat berharap dukuangan dari BUMN dan perusahaan swasta nasional. “Sangat disayangkan kalau semua sponsor Asian Games 2018 nanti perusahaan asing karena kita akan cuma jadi penonton di rumah sendiri. Kita berharap setidaknya 30% perusahaan lokal dan sisanya asing.”

Sementara itu, Wakil Ketua Inasgoc Syafrie Sjamsoeddin meminta seluruh masyarakat untuk mengawasi betul dana pelaksanaan Asian Games yang disediakan pemerintah karena dia tidak mau dana tersebut tidak sesuai dengan peruntukannya. Secara terpisah, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto, mengatakan, terkait dengan penggunaan anggaran oleh Inasgoc memang butuh waktu. Pasalnya, untuk dapat menggunakan anggaran sebesar Rp500 miliar, Inasgoc membutuhkan proses lelang. (Rul/R-3)

tu sebabnya semua elemen bangsa harus berperan aktif, termasuk badan usaha milik negara (BUMN). Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc) Erick Thohir mengungkapkan hal tersebut di Jakarta, Senin (5/6) malam. Menurut Erick, untuk menjadi tuan rumah multiajang sekelas Asian Games memang dibutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Pasalnya, tidak seperti SEA Games, setiap tuan rumah Asian Games dituntut harus menyediakan berbagai sarana penunjang, seperti transportasi dan sebagainya. Padahal anggaran yang diberikan pemerintah sangat terbatas. “Dari total biaya yang kita ajukan sebesar Rp8,7 triliun, kita hanya dapat Rp4,5 triliun. Padahal paling minim kita butuh Rp5 triliun-Rp6 triliun. Jadi masih kurang sekitar Rp1,5 triliun,” kata Erick.

Kekurangan itu, kata dia diharapkan datang dari sponsor. Dalam hal ini dia sangat berharap dukuangan dari BUMN dan perusahaan swasta nasional. “Sangat disayangkan kalau semua sponsor Asian Games 2018 nanti perusahaan asing karena kita akan cuma jadi penonton di rumah sendiri. Kita berharap setidaknya 30% perusahaan lokal dan sisanya asing.”

Sementara itu, Wakil Ketua Inasgoc Syafrie Sjamsoeddin meminta seluruh masyarakat untuk mengawasi betul dana pelaksanaan Asian Games yang disediakan pemerintah karena dia tidak mau dana tersebut tidak sesuai dengan peruntukannya. Secara terpisah, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto, mengatakan, terkait dengan penggunaan anggaran oleh Inasgoc memang butuh waktu. Pasalnya, untuk dapat menggunakan anggaran sebesar Rp500 miliar, Inasgoc membutuhkan proses lelang. (Rul/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya